• Beranda
  • Berita
  • Surat bersama kepada DK PBB: Peracunan Navalny menjadi 'ancaman dunia'

Surat bersama kepada DK PBB: Peracunan Navalny menjadi 'ancaman dunia'

2 Oktober 2020 13:51 WIB
Surat bersama kepada DK PBB: Peracunan Navalny menjadi 'ancaman dunia'
Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny memberikan pidato selama rapat umum untuk menuntut pembebasan pengunjuk rasa yang dipenjara, yang ditahan selama demonstrasi oposisi untuk pemilihan yang adil, di Moskow, Rusia, 29 September 2019. ANTARA/File Photo/REUTERS/Shamil Zhumatov/pri.

Kami mendesak Federasi Rusia agar segera mengungkap secara penuh dan terbuka tentang kondisi serangan ini dan memberitahu Dewan Keamanan mengenai hal ini

Peracunan kritikus Kremlin Alexei Navalny "menjadi ancaman bagi keamanan dan perdamaian dunia", demikian surat bersama yang ditulis oleh Inggris, Prancis, Jerman, Estonia dan Belgia kepada Dewan Keamanan PBB, yang dilihat oleh Reuters pada Kamis.

"Kami mendesak Federasi Rusia agar segera mengungkap secara penuh dan terbuka tentang kondisi serangan ini dan memberitahu Dewan Keamanan mengenai hal ini," demikian bunyi surat yang dilayangkan kepada badan PBB yang beranggotakan 15 negara tersebut, Rabu.

Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan kepada awak media bahwa otoritas Rusia masih akan menunggu tanggapan Jerman dan Prancis atas permintaan bukti, sehingga Moskow dapat menentukan apakah pihaknya perlu memulai penyelidikan.

Baca juga: Merkel kunjungi Navalny di rumah sakit
Baca juga: Pompeo: "Kemungkinan nyata" pejabat Rusia di balik peracunan Navalny


Navalny diterbangkan ke Jerman usai jatuh sakit dalam penerbangan domestik Rusia. Ia menjalani pengobatan, yang menurut Jerman akibat keracunan zat perusak saraf yang berpotensi mematikan, Novichok, sebelum dipulangkan pada September ini.

Dalam surat itu disebutkan pula bahwa pada 2 September pemerintah Jerman mengonfirmasi pemeriksaan yang menunjukkan "bukti kuat bahwa Tuan Navalny telah diracun menggunakan agen saraf kimia dari kelompok Novichok, yang dikembangkan oleh Uni Soviet dan kemudian disimpan oleh negara penggantinya" Rusia.

Rusia membantah keterlibatan apa pun dalam serangan tersebut dan mengaku tidak melihat adanya bukti kejahatan. Misi Rusia untuk PBB tidak langsung mengomentari surat tersebut.

Anggota Dewan Keamanan dari Eropa dan Inggris mencatat bahwa pada November lalu Dewan Keamanan telah mengadopsi pernyataan yang menegaskan kembali bahwa setiap penggunaan senjata kimia "di mana pun, kapan pun, oleh siapa pun, dan dalam keadaan apa pun tidak dapat diterima dan menjadi sebuah ancaman bagi keamanan dan perdamaian dunia."

"Dengan demikian, kami menganggap bahwa penggunaan agen saraf kimia dari kelompok Novichok, yang meracuni Tuan Alexey Navalny merupakan ancaman bagi keamanan dan perdamaian dunia," tulisnya.

Surat itu dilayangkan saat Rusia menjadi presiden Dewan Keamanan pada Oktober.

Amerika Serikat tidak serta menandatangani surat tersebut, namun pada Rabu Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo berkata: "Pemerintah Rusia harus memberikan pertanggungjawaban penuh atas peracunan Alexei Navalny dan mengadili mereka yang bertanggung jawab."

Sumber: Reuters

Baca juga: Navalny klaim Putin berada di balik peracunannya
Baca juga: Kunjungan Merkel ke tokoh oposisi Rusia Navalny bersifat pribadi

Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020