• Beranda
  • Berita
  • Dampak pandemi, karyawan hotel di Puncak-Cipanas bekerja paruh bulan

Dampak pandemi, karyawan hotel di Puncak-Cipanas bekerja paruh bulan

3 Oktober 2020 01:31 WIB
Dampak pandemi, karyawan hotel di Puncak-Cipanas bekerja paruh bulan
Ilustrasi: Pekerja mengepel lantai pada salah satu hotel di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/foc. (ARIF FIRMANSYAH/ARIF FIRMANSYAH)

Sejak PSBB Jakarta kembali diberlakukan, tingkat kunjungan terus menurun, sehingga 70 persen anggota PHRI memberlakukan sistem kerja paruh bulan terhadap karyawannya

Seribuan karyawan hotel dan rumah makan di Cianjur, Jawa Barat, terpaksa menjalani pekerjaan hanya setengah bulan setelah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Jakarta dan sejumlah wilayah lainnya diberlakukan, sehingga mereka hanya menerima gaji setengah bulan saja.

Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Cianjur, Nano Indrapraja di Cianjur, Jumat, mengatakan pemberlakuan sistem kerja paruh bulan tersebut dilakukan pengelola karena tingkat kunjungan ke hotel anjlok.

"Sejak PSBB Jakarta kembali diberlakukan, tingkat kunjungan terus menurun, sehingga 70 persen anggota PHRI memberlakukan sistem kerja paruh bulan terhadap karyawannya. Kalau ada empat puluh karyawan, dua puluh orang bekerja 15 hari secara bergantian," katanya.

Kembali menurunnya tingkat kunjungan, membuat pihak pengelola menyiasati jadwal kerja karyawan agar tetap mendapat upah. Masing-masing karyawan hanya mendapat separuh gaji setiap bulan sesuai dengan jadwal kerja hanya setengah bulan.

Baca juga: Tingkat hunian hotel di Puncak-Cipanas menurun hingga 35 persen

Bahkan, lanjut dia, beberapa hotel berkelas di jalur Puncak-Cipanas terpaksa menutup sementara layanan karena sepinya tamu yang datang.

"Masih hitungan jari, tidak bangkrut, namun pengelola mencoba mengurangi pengeluaran dan biaya operasional dengan cara tutup sementara," katanya.

Sebagian besar hotel dan restoran di  Cianjur tetap buka dengan protokol kesehatan yang ketat. Bahkan mereka membentuk satuan tugas untuk mengawasi penerapan protokol kesehatan sebagai jaminan keamanan bagi tamu yang menginap.

"Tidak tahu sampai kapan pandemi berakhir, namun kami berharap roda perekonomian khususnya pariwisata di Cianjur, kembali normal agar tidak kembali terjadi ribuan karyawan hotel dan restoran dirumahkan," katanya.

Baca juga: 50 persen karyawan hotel di Sumsel dirumahkan

Baca juga: Di Bangka Belitung 1.692 pekerja hotel dirumahkan, 72 di-PHK

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020