Saham-saham di Wall Street turun tajam pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB) setelah berita bahwa Presiden AS Donald Trump dites positif COVID-19 membuat investor menjauhi aset-aset berisiko dan menambah ketidakpastian seputar pemilihan presiden Amerika Serikat yang akan datang.Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 134,09 poin atau 0,48 persen menjadi ditutup pada 27.682,81 poin
Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 134,09 poin atau 0,48 persen menjadi ditutup pada 27.682,81 poin. Indeks S&P 500 berkurang 32,36 poin atau 0,96 persen, menjadi menetapa di 3.348,44 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup anjlok 251,49 poin atau 2,22 persen, menjadi 11.075,02 poin.
Lima dari 11 sektor utama S&P 500 ditutup lebih rendah, dengan sektor jasa teknologi dan komunikasi jatuh masing-masing 2,55 persen dan 1,99 persen, memimpin penurunan. Sementara itu, sektor real estate menguat 1,58 persen, merupakan kelompok dengan kinerja terbaik.
Meskipun terjadi aksi jual pada Jumat (2/10/2020), S&P dan Nasdaq keduanya naik 1,5 persen untuk minggu ini, sementara Dow mengakhiri sesi 1,9 persen lebih tinggi dari penutupan Jumat lalu (25/9/2020).
Trump mencuit Kamis malam (1/10/2020) bahwa dia dan istrinya Melania dinyatakan positif COVID-19, setelah seorang pembantu dekat tertular virus dan akan ditempatkan di bawah karantina, menambah hal-hal yang tidak diketahui untuk pasar yang sudah bergejolak.
Sentimen pasar tertekan karena diagnosis presiden menambah ketidakpastian pemilihan, kata para ahli. Tetapi saham-saham mengurangi kerugian mereka setelah Gedung Putih memberikan jaminan bahwa Trump, meski mengalami gejala ringan, akan tetap menjalankan tugasnya.
Ekuitas juga mendapat dorongan singkat setelah Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS, Nancy Pelosi, mengumumkan bahwa kesepakatan untuk memberikan bantuan pemerintah senilai 25 miliar dolar AS lagi kepada industri penerbangan "sudah dekat".
Namun, laporan pekerjaan AS untuk September yang lebih buruk dari perkiraan juga membebani pasar.
Pengusaha AS menambahkan 661.000 pekerjaan pada September, mendorong tingkat pengangguran turun 0,5 poin persentase menjadi 7,9 persen, Biro Statistik Tenaga Kerja melaporkan Jumat (2/10/2020). Para ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan kenaikan pekerjaan 800.000.
Angka tersebut dibandingkan dengan kenaikan 1,49 juta pekerjaan yang direvisi naik pada Agustus, ketika tingkat pengangguran turun 1,8 poin persentase menjadi 8,4 persen, menunjukkan perlambatan pemulihan di pasar tenaga kerja yang dirusak oleh pandemi COVID-19.
Baca juga: Wall Street dibuka jatuh setelah Trump dinyatakan positif COVID-19
Baca juga: Wall Street akhiri sesi berombak lebih tinggi, harapan stimulus surut
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020