• Beranda
  • Berita
  • Kemenkes minta Puskesmas aktif deteksi dini suspek COVID-19

Kemenkes minta Puskesmas aktif deteksi dini suspek COVID-19

4 Oktober 2020 08:26 WIB
Kemenkes minta Puskesmas aktif deteksi dini suspek COVID-19
Warga menjalani "swab test" di GSI Lab (Genomik Solidaritas Indonesia Laboratorium), Cilandak, Jakarta, Sabtu (3/10/2020). Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan menetapkan batas harga tertinggi "swab test" mandiri dengan metode real-time polymerase chain reaction (RT PCR) yaitu sebesar Rp.900.000. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/hp.
Kementerian Kesehatan meminta agar Puskesmas aktif dalam melakukan deteksi dini kasus suspek COVDI-19 untuk mempercepat penemuan kasus baru dalam upaya pencegahan penularan virus lebih luas.

Staf Ahli Bidang Desentralisasi Kesehatan Kementerian Kesehatan Pattiselanno Roberth Johan dalam keterangan pers Kemenkes yang dikutip di Jakarta, Minggu, meminta kepada seluruh Kepala Puskemas berserta tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas Kabupaten Kepulauan Selayar untuk dapat mendeteksi pasien yang datang dengan gejala ISPA karena ini merupakan kriteria dari kasus suspek pada COVID-19.

“Pasien-pasien ya datang ke Puskesmas khususnya dengan gejala ISPA, baik pasien baru atau yang sudah sering ke Puskesmas, tetapi baru pertama kali dengan ISPA tentu itu yang harus diwaspadai dan perlu dilakukan skrining untuk bisa memastikan apakah karena COVID-19 atau bukan,” ungkap Pattiselanno Roberth Johan saat memimpin pertemuan Tim Taskforce Kemenkes RI dengan seluruh Kepala Puskesmas di Kabupaten Kepulauan Selayar.

Baca juga: Pemerintah berencana gunakan tes cepat antigen untuk deteksi COVID-19

Sementara itu, Fungsional Teknis EPID Subdit Surveilans Kementerian Kesehatan Vivi Voronika menjelaskan bahwa dari hasil kunjungan Tim Taskforce Kemenkes ke sejumlah Puskesmas di Kabupaten Kepulauan Selayar ditemukan banyaknya dari pasien dengan gejala ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan atas) yang datang langsung ke Puskesmas namun tidak adanya tindakan atau dilakukannya skrining dalam menjaring kasus suspek yang dapat membantu mendeteksi sedini mungkin penemuan kasus COVID-19 di daerah itu.

“Dari data yang kami dapatkan, sebenarnya disini ini sangat banyak ISPA. Nah, kami menghitung pasien ISPA yang datang ke Puskesmas dari bulan Mei sampai bulan September itu sebanyak 238 orang, tetapi ternyata 10 orang positif yang terjaring melalui pelaku perjalanan dan kontak. Sementara 238 orang lainnya yang datang sendiri ke Puskesmas itu tidak terjaring,” kata dia.

Ia juga meminta kepada setiap Puskesmas di Kabupaten Kepulauan Selayar untuk bisa menyamakan persepsi dalam meningkatkan deteksi dini khususnya pada pasien yang datang ke Puskesmas dengan gejala ISPA yang bisa juga merupakan kriteria dari kasus suspek dengan cara melakukan pemeriksaan sampel kepada pasien.

“Nah ini yang perlu kita samakan persepsi untuk meningkatkan early detection, deteksi kita untuk COVID-19 ini. Puskesmas bisa lebih aktif untuk mendeteksi di tengah masyarakat dalam mencari kasus gejala–gejala COVID-19 itu, sehingga setelah kita datang ke sini, ke depan adalah pasien yang ISPA datang ke Puskesmas ini dapat menjadi deteksi dini buat kita untuk menjaring pasien-pasien yang diduga atau suspek COVID-19,” tambahnya.

#satgascovid19

Baca juga: Politani Samarinda kembangkan apilkasi foto untuk deteksi COVID-19
Baca juga: UGM siapkan uji klinis tahap II GeNosependeteksi COVID-19

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020