Menurut Supriatna, HUT ke-75 TNI besok merupakan momentum perenungan terbaik bagi semua keluarga besar TNI, mulai tingkatan prajurit hingga purnawirawan, tentang makna adanya Pancasila di dalam Sumpah Prajurit dan Sapta Marga.
"Setiap prajurit TNI hingga Purnawirawan harus berperan sentral dalam menjaga dan merawat ideologi negara Pancasila dari ancaman, rongrongan dan gangguan, baik dari luar maupun dalam negeri," ujarnya dalam pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.
Baca juga: Jajaran Kogabwilhan III tabur bunga di Pelabuhan Pomako
Ia mengatakan, Pancasila adalah jiwa insan TNI dari prajurit sampai perwira tinggi purnawirawan. Karena itulah, Pancasila ada di dalam Sumpah Prajurit dan Sapta Marga supaya diterapkan dalam pola pikir dan pola sikap sehari-hari.
"Termasuk menempatkan Pancasila sebagai panduan utama yang menjiwai rasa nasionalisme setiap prajurit TNI," ujar Supriatna.
Namun, kemajuan teknologi yang sangat pesat dan dinamis di setiap lini yang terjadi saat ini, menurut dia, akan dibarengi dengan perubahan perilaku masyarakat Indonesia.
Baca juga: Bamsoet: TNI tangani COVID-19 dan resesi ekonomi tak bisa dipisah
"Itu pasti akan berdampak pada perubahan cara pandang masyarakat terhadap Pancasila. Untuk itu, Pancasila perlu dilakukan revitalisasi untuk menyesuaikan dengan kondisi kekinian," kata Supriatna.
Ia mengatakan revitalisasi pancasila itu bukan berarti mengubah nilai-nilai luhur Pancasila. Tapi untuk membuat nilai-nilai luhur Pancasila bisa diterima setiap perspektif yang dimiliki anak bangsa. "Terkait proses revitalisasi Pancasila itu, TNI harus berperan aktif dan terus mengawal agar Pancasila tetap menjadi pedoman hidup (way of life) dan keyakinan bersama (common faith) bagi bangsa Indonesia sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan zaman," kata Supriatna.
Untuk berperan aktif dalam merawat dan menjaga Pancasila, lanjut dia, insan TNI harus melakukan aktualisasi dan meningkatkan kapasitas diri secara total dan terukur.
Baca juga: Bersih lingkungan pasar di Paniai-Papua digelar TNI sambut HUT ke-75
Peningkatan kapasitas dan aktualisasi diri bukan saja untuk menghadapi kualitas ancaman musuh dari luar dalam bentuk yang semakin beragam karena perkembangan teknologi dan kepentingan.
"Namun, juga untuk menjadikan Insan TNI Sapta Margais yang bisa diandalkan rakyat sebagai garda terdepan pengawal dan penjaga Pancasila," kata Supriatna.
Perubahan itu mencakup pola pikir, pola tindak dan pola sikap yang disesuaikan dengan kebutuhan, perkembangan dan tantangan zaman. "Perubahan ini harus dilakukan oleh seluruh insan TNI mulai tamtama, bintara hingga perwira," kata Supriatna.
Baca juga: Panglima Koopsau III pimpin ziarah TMP Cenderawasih peringati HUT TNI
Selanjutnya, kata dia, purnawirawan TNI adalah teladan di dalam memandu pemerintah dan masyarakat dalam proses revitalisasi pancasila itu. Karena, meskipun para purnawirawan TNI sudah purnatugas, bukan berarti purnabakti pula kepada bangsa dan negara.
Tanggung jawab dalam memberikan keteladanan dalam konteks pembinaan mental ideologi bangsa itu merupakan panggilan tugas para purnawirawan dalam pengabdian sosial masyarakat.
"Dengan rentang pengalaman dalam pengabdian sebagai insan TNI lebih dari 30 tahun, para purnawirawan dapat berperan aktif menjadi pemandu bagi pemerintah dan masyarakat, salah satunya memberikan masukan dan keteladanan dalam proses revitalisasi Pancasila," kata Supriatna.
Baca juga: Cegah COVID-19, upacara HUT TNI AU terapkan "phyisical distancing"
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2020