Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Batat, menyampaikan alat peringatan dini tsunami di kawasan Pantai Cipatujah, Tasikmalaya, tidak berfungsi dan dalam kondisi rusak sejak beberapa tahun lalu.pernah ada satu di Cipatujah, tapi tak lagi berfungsi
"Sama sekali belum ada (alat peringatan dini tsunami), pernah ada satu di Cipatujah, tapi tak lagi berfungsi," kata Pelaksana tugas Kepala BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Nuraedidin di Tasikmalaya, Minggu.
Baca juga: Pemkab Garut ingatkan desa sepanjang pantai untuk waspadai tsunami
Ia menuturkan Kabupaten Tasikmalaya memiliki garis pantai cukup panjang berbatasan dengan Kabupaten Garut dan Pangandaran yang menghadap ke laut lepas Samudera Hindia.
Pantai selatan Tasikmalaya yang memiliki potensi bencana alam itu, kata dia, sejak peristiwa tsunami Pangandaran dan melanda beberapa daerah lainnya tahun 2006 belum banyak dipasang alat peringatan dini tsunami di kawasan pantai itu.
Baca juga: BPBD: Dua sirine peringatan dini tsunami di Banten sudah berfungsi
BPBD Tasikmalaya, lanjut dia, telah mendata kebutuhan alat peringatan dini tsunami di sepanjang pantai Tasikmalaya, hasilnya membutuhkan empat alat yang saat itu sudah disampaikan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Wilayah pesisir pantai ada 53 kilometer, jadi idealnya memang empat unit alat peringatan dini," katanya.
Ia menambahkan, meski tidak ada alat peringatan dini tsunami, jajarannya tetap siap siaga, dan memasang rambu-rambu untuk jalur evakuasi agar masyarakat mengetahui jalur penyelamatan apabila terjadi bencana.
Baca juga: ITB: Potensi tsunami 20 meter terjadi jika dua segmen megathrust pecah
Selain itu, lanjut dia, jajarannya terus mengedukasi masyarakat dan menyosialisasikan berbagai potensi bahaya bencana dan cara penyelamatannya untuk mengurangi tingkat risiko bencana.
"Kami juga terus berikan edukasi kepada mereka agar mereka tetap waspada, karena bencana ini tak bisa diprediksi," kata Nuraedidin.
Baca juga: Disparbud Jabar susun langkah strategis terkait potensi tsunami
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020