Indonesia mendorong adanya kerja sama pembiayaan pembiayaan infrastruktur dan pembiayaan berkelanjutan dalam pertemuan para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN atau ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors’ Meeting (AFMGM).bukan hanya memfasilitasi aktivitas ekonomi selama pandemi namun juga mengantisipasi pergeseran modalitas proses belajar mengajar melalui platform digital
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyatakan dalam hal ini Indonesia mendorong pengembangan inisiatif kawasan untuk pembangunan infrastruktur termasuk untuk mendukung transformasi ke era teknologi digital.
“Prioritas Indonesia mendorong pembangunan infrastruktur bukan hanya memfasilitasi aktivitas ekonomi selama pandemi namun juga mengantisipasi pergeseran modalitas proses belajar mengajar melalui platform digital,” katanya di Jakarta, Senin.
Dalam pertemuan tersebut, Suahasil juga mengatakan bahwa Indonesia berkomitmen untuk melanjutkan proses keanggotaan di Financial Action Task Force (FATF) yang sempat tertunda akibat pandemi.
Suahasil turut mendukung perkembangan yang telah dicapai oleh ASEAN Infrastructure Fund (AIF) dengan inisiatif Fasilitas Pembiayaan Hijau Katalitik ASEAN atau ASEAN Catalytic Green Finance Facility (ACGF).
Menurutnya, ACGF yang telah mendapatkan komitmen pendanaan dari mitra pembangunan sebesar 1,5 miliar dolar AS merupakan terobosan penting untuk memfasilitasi keterlibatan swasta pada pembiayaan infrastruktur hijau di kawasan.
Komitmen dalam fasilitas ACGF sebesar 1,5 miliar dolar AS tersebut dalam waktu dekat akan mulai dilakukan penyaluran bagi beberapa proyek strategis di beberapa negara termasuk Indonesia.
Suahasil melanjutkan Indonesia mendorong pembiayaan yang berkelanjutan di ASEAN karena inisiatif itu dinilai sebagai salah satu mesin pendorong pemulihan ekonomi di kawasan.
Potensi pengembangan pembiayaan berkelanjutan bagi negara ASEAN terbuka sangat lebar terutama dilihat dari pertumbuhan pasar obligasi berkelanjutan dunia yang sangat pesat.
Indonesia sendiri merupakan salah satu negara terdepan dalam pengembangan pembiayaan berkelanjutan yang salah satunya melalui penerbitan obligasi hijau dan berkelanjutan baik oleh pemerintah maupun korporasi dengan nilai total 3,4 miliar dolar AS.
Sementara itu, Indonesia juga mendorong penguatan sinergi kerja sama pembiayaan pembangunan di kawasan yang memperoleh dukungan negara lainnya.
“Itu dijadikan salah satu elemen kesepakatan dalam Pernyataan Bersama atau Joint Statement pertemuan,” ujarnya.
Baca juga: AS-Indonesia tandatangani kerja sama perkuat pembiayaan infrastruktur
Baca juga: Pemerintah kembangkan pembiayaan alternatif danai proyek infrastruktur
Baca juga: Menteri PUPR dorong inovasi pembiayaan pembangunan infrastruktur
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020