Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magetan, Jawa Timur, memetakan delapan kecamatan di wilayah setempat rawan terjadi bencana angin kencang atau angin puting beliung.Tahun lalu, angin kencang menumbangkan banyak pohon, merusak 44 rumah di Panekan
Kepala BPBD Magetan Ari Budi Santosa mengatakan angin kencang rawan terjadi saat masa peralihan musim atau pancaroba. Cuaca ekstrem tersebut diprediksi berlangsung sebulan ke depan hingga memasuki musim hujan.
Baca juga: Magetan dilanda angin kencang
"Tahun lalu, angin kencang menumbangkan banyak pohon dan merusak 44 rumah di Kecamatan Panekan. Karenanya, kami terus lakukan pemantauan, apakah sampai kini masih banyak pohon besar atau tidak yang rawan tumbang," ujar Ari Budi di Magetan, Senin.
Sesuai pemetaan, delapan kecamatan yang rawan tersebut adalah Kecamatan Plaosan, Panekan, Magetan, Sukomoro, Kawedanan, Maospati, Bendo dan Takeran.
Baca juga: Angin kencang landa sebagian Magetan
Pemantauan juga akan diintensifkan, agar dampaknya tidak sebesar tahun 2019. Ancaman angin kencang tersebut diperkirakan juga akan disertai hujan lebat.
BPBD setempat meminta warga di Kabupaten Magetan, utamanya yang berdomisili di daerah rawan bencana, untuk waspada saat angin kencang dan hujan deras berlangsung.
Baca juga: Hujan gerimis, tinggi air Bendung Katulampa Bogor normal
"Kalau pohonnya lapuk dan banyak cabang, harus ditebang. Hal itu agar tidak membahayakan," kata dia.
Selain angin kencang, BPBD Magetan juga mewaspadai wilayah rawan longsor dan banjir saat musim hujan yang akan segera berlangsung.
Adapun wilayah rawan longsor di Magetan terdapat di Kecamatan Plaosan, Parang, Poncol, dan Panekan. Sedangkan banjir rawan terjadi di wilayah Desa Ngelang, Kecamatan Kartoharjo, serta wilayah Kecamatan Barat.
Baca juga: Ketua MPR dorong BMKG-BNPB usulkan anggaran alat deteksi tsunami
Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020