Sesudah vaksinasi terjadi, kami juga mulai 'shifting' prioritasnya dari program PEN menjadi padat karya
Pemerintah melalui Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) menyebutkan program padat karya menjadi strategi lanjutan setelah program PEN, untuk memulihkan daya beli masyarakat pada 2021.
"Pada saat yang sama sesudah vaksinasi terjadi, kami juga mulai shifting prioritasnya dari program PEN menjadi padat karya," kata Sekretaris Eksekutif I Komite PC-PEN Raden Pardede dalam diskusi daring di Jakarta, Senin.
Baca juga: PUPR: Padat karya dilanjutkan demi jaga daya beli saat pandemi
Menurut dia, melalui program padat karya, masyarakat khususnya ekonomi menengah ke bawah memiliki pendapatan, sehingga mendorong konsumsi.
Kapasitas produksi dari dunia usaha juga mulai membaik karena timbul permintaan, sehingga mendorong investasi dan merekrut orang atau terjadi penciptaan lapangan kerja.
Pada saat yang sama setelah ada vaksinasi, lanjut dia, kepercayaan dari masyarakat termasuk ekonomi menengah ke atas mulai meningkat yang sebelumnya menunda konsumsi, kemudian mulai membelanjakan uangnya.
"Intinya, dengan vaksinasi maka kepercayaan masyarakat meningkat, timbullah rasa aman, menurunkan ketidakpastian, baru kita bisa bekerja dan belanja terjadi," ucapnya.
Selama 2020, pemerintah menganggarkan Rp695,2 triliun dalam program PEN yang tujuannya, kata dia, salah satunya menjaga daya tahan masyarakat antara lain melalui perlindungan sosial yang alokasinya ditambah menjadi Rp242 triliun.
Sedangkan untuk 2021, strategi pemerintah adalah memulihkan daya beli dengan alokasi PEN mencapai Rp356,5 triliun.
Dalam paparannya, Raden menjelaskan alokasi PEN sebesar Rp356,5 triliun itu diperkirakan berlangsung selama semester I 2021.
Adapun untuk alokasi bantuan sosial, kata dia, masih terus dilanjutkan hingga pertengahan 2021 sampai akhirnya vaksin COVID-19 diperkirakan sudah terdistribusi juga pertengahan tahun dan kemudian pemerintah mendorong program padat karya.
"Mudah-mudahan sesudah vaksinasi ini, maka daya beli masyarakat meningkat, kemudian kepercayaan masyarakat meningkat karena sudah vaksin, ada imunitas," katanya.
Sebelumnya, pemerintah merancang sejumlah program untuk memulihkan daya beli masyarakat pada 2021 yang salah satunya dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dengan alokasi Rp2,62 triliun untuk program padat karya.
Program padat karya itu dilakukan mulai dari tingkat desa, kelurahan hingga kecamatan di antaranya untuk program kota tanpa kumuh, proyek penyediaan air minum, sanitasi berbasis masyarakat hingga pengelolaan sampah di sejumlah lokasi di Tanah Air.
Pemerintah menekankan daya beli masyarakat karena konsumsi menjadi salah satu pendorong utama yang berperan kisaran 56 persen menyokong pertumbuhan ekonomi.
Baca juga: Dongkrak perekonomian rakyat, Kementan gencarkan padat karya irigasi
Baca juga: Anggarkan Rp5,9 triliun, serapan upah padat karya Kemenhub 49,6 persen
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020