• Beranda
  • Berita
  • Kemenparekraf dorong perajin batik pasarkan produk daring

Kemenparekraf dorong perajin batik pasarkan produk daring

5 Oktober 2020 18:31 WIB
Kemenparekraf dorong perajin batik pasarkan produk daring
Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Ekonomi Kreatif Kemenparekraf Muh Ricky Fauziyani didampingi Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan OLahraga Kabupaten Batang Wahyu Budi Santosa usai membuka pelatihan SDM ekonomi kreatif. (ANTARA/Kutnadi)
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendorong para perajin batik Kabupaten Batang, Jawa Tengah, memasarkan produk batiknya melalui sistem daring karena lebih efektif dan efisien.

"Saya sudah sempat menyampaikan pada para perajin di sini (Kabupaten Batang, red.) agar memanfaatkan smartphone untuk memfoto produk yang akan dipasarkan," kata Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Ekonomi Kreatif Kemenparekraf Muh Ricky Fauziyani di Batang, Senin.

Menurut dia, dengan memanfaatkan sistem daring maka para perajin batik dapat melibatkan anggota keluarganya untuk memasarkan produk melalui smartphone tersebut.

Pada umumnya, kata dia, perajin batik berumur di atas 45 tahun sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa bisnis yang efektif adalah melalui sistem daring.

"Sistem daring adalah tanpa jarak. Oleh karena, di saat pandemi COVID-19 seperti sekarang ini maka bisnis yang eksis adalah dilakukan secara daring untuk memasarkan produknya," katanya.

Terkait dengan stimulus yang diberikan pemerintah pada UMKM, Muh Ricky mengatakan bahwa pelatihan SDM ekonomi kreatif yang diselenggarakan di Kabupaten Batang adalah bentuk stimulus pemerintah pada UMKM.

Pemberian stimulus pada UMKM oleh pemerintah, kata dia, memang tidak mutlak menjangkau sepenuhnya.

"Namun pemerintah akan terus melakukan langkah-langkah agar UMKM bisa tetap eksis dia antaranta melalui peningkatan ketrampilan dan mengupayakan pelaku usaha berjualan secara daring," katanya.

Perajin batik bahan warna alam Supardi mengatakan para perajin batik merasa dibantu dengan adanya pelatihan sumber daya manusia untuk mendapatkan sertifikasi membatik.

"Melalui kegiatan pelatihan dan pemberian sertifikasi ini maka perajin tidak akan 'ngawur-ngawuran' (se-enaknya, red.) untuk membuat kerajinan batik yang memiliki nilai bobot tinggi. Melalui sertifikasi ini maka perajin sudah teruji," katanya.***1***


 

Pewarta: Kutnadi
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020