"Kita ketemu di Surabaya untuk meyakinkan kepada dunia bahwa agenda baru perkotaan tidak bisa ditunda-tunda lagi," kata Jokowi dalam sambutannya yang disiarkan secara virtual.
Menurut Jokowi, 55 persen penduduk dunia tinggal di perkotaan dan pada tahun 2050, jumlah penduduk yang tinggal di perkotaan diperkirakan meningkat hingga 68 persen. Laju peningkatan tertinggi terjadi di Benua Asia dan Afrika.
Baca juga: Peringatan Hari Habitat Dunia di Surabaya usung tema pemukiman
"Indonesia pada tahun 2030 diprediksi memiliki jumlah penduduk sekitar 300 juta jiwa dan 63 persen tinggal di perkotaan," ujarnya.
Ia menilai agenda baru perkotaan menjadi sangat penting. Jika tidak disiapkan secara serius, maka pertumbuhan pesat tersebut bisa memicu permasalahan mulai dari kepadatan penduduk dan kemiskinan, lingkungan, ketersediaan ruang publik, ketersediaan infrastruktur dasar terutama air bersih dan sanitasi, termasuk juga masalah perumahan dan masalah perkotaan.
"Namun jika ditangani dengan baik, saya berkeyakinan urbanisasi dapat menjadi peluang kemajuan bangsa, menjadi pusat kreativitas dan inovasi, memacu pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kualitas hidup warganya," ujarnya.
Jokowi mengatakan rumah adalah kebutuhan dasar semua orang di seluruh dunia, rumah akan memperkuat keluarga sebagai pilar utama kekuatan bangsa, rumah menjadi benteng pertahanan pertama melawan berbagai risiko kesehatan termasuk pandemi COVID-19.
Pemerintah, lanjut dia, berusaha keras agar setiap warga dapat menempati rumah yang layak huni. Sejak 2015, telah dilaksanakan program satu juta rumah. Target satu juta unit rumah per tahun ini sudah berhasil dilakukan pada 2018 dengan fokus masyarakat ekonomi rendah.
Baca juga: Pemenang Scroll of Honour-UN Habitat apresiasi karya anak Surabaya
Baca juga: Surabaya jadi tuan rumah perayaan Hari Habitat Dunia
Baca juga: Surabaya jadi tuan rumah Peringatan Hari Habitat Dunia 2020
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020