• Beranda
  • Berita
  • Taiwan sebut militernya di bawah tekanan hadapi tantangan dari China

Taiwan sebut militernya di bawah tekanan hadapi tantangan dari China

6 Oktober 2020 12:21 WIB
Taiwan sebut militernya di bawah tekanan hadapi tantangan dari China
Helikopter militer Taiwan OH-58D buatan Amerika Serikat . (ANTARA/HO-CNA)

Kami juga akan menekankan upaya bersama dalam pelatihan, konsep operasional, penilaian kapabilitas, berbagi intelijen, dan kerja sama persenjataan. Ini sama pentingnya dengan akuisisi perangkat keras

Militer Taiwan telah meluncurkan pesawat untuk mencegat pesawat China lebih dua kali lipat dibandingkan tahun lalu, kata kementerian pertahanan pulau itu, menggambarkan tantangan keamanan yang lebih besar dari tetangganya.

Dalam sebuah laporan ke parlemen, yang salinannya ditinjau oleh Reuters, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan sejauh ini angkatan udara telah berjuang 4.132 kali atau naik 129 persen dibandingkan dengan tahun lalu, menurut perhitungan Reuters.

"China mencoba menggunakan tindakan militer sepihak untuk mengubah status quo keamanan di Selat Taiwan, dan pada saat yang sama menguji respons kami, meningkatkan tekanan pada pertahanan udara kami, dan menyusutkan ruang kami untuk aktivitas," demikian laporan tersebut.

Perkembangan pesat militer China telah disertai dengan tindakan militer "yang ditargetkan" terhadap Taiwan, tambah kementerian itu.

Baca juga: Dibantu EU, Taiwan raih kemenangan langka dalam sengketa nama China
Baca juga: Hadapi ancaman China, Taiwan tegaskan berhak lakukan serangan balasan


China, yang mengklaim Taiwan yang demokratis sebagai wilayahnya sendiri, telah meningkatkan aktivitas militernya di dekat pulau itu, menanggapi apa yang disebut Beijing sebagai "persekongkolan" antara Taipei dan Washington.

Dalam beberapa minggu terakhir, jet tempur China telah melintasi garis tengah Selat Taiwan, yang biasanya berfungsi sebagai penyangga resmi antara pulau dan daratan, dan telah terbang ke zona identifikasi pertahanan udara barat daya Taiwan.

China sangat marah dengan meningkatnya dukungan Amerika Serikat untuk Taiwan, termasuk kunjungan pejabat senior AS ke pulau itu yang meningkatkan ketegangan antara China dan AS.

Sementara Taiwan tidak dapat bersaing secara numerik dengan angkatan bersenjata China, Pemimpin Tsai Ing-wen telah mengawasi program modernisasi militer, yang bertujuan untuk membuat angkatan bersenjata pulau itu lebih gesit dan Taiwan lebih sulit untuk menyerang.

Dalam konferensi pertahanan Taiwan-AS, Senin malam (5/10), Wakil Menteri Pertahanan Chang Guan-chung mengatakan China telah meningkatkan apa yang disebutnya "pelatihan realistis melawan Taiwan".

"Kami mengembangkan sistem yang kecil, banyak, cerdas, tersembunyi, cepat, gesit, berbiaya rendah, dapat bertahan, efektif, mudah dikembangkan, dipelihara dan dilestarikan, serta sulit dideteksi dan dilawan," kata dia

Chang menyerukan peningkatan kerja sama dengan AS yang melampaui penjualan senjata, mengatakan itu akan semakin memperkuat reformasi pertahanan dan modernisasi militer Taiwan.

“Kami juga akan menekankan upaya bersama dalam pelatihan, konsep operasional, penilaian kapabilitas, berbagi intelijen, dan kerja sama persenjataan. Ini sama pentingnya dengan akuisisi perangkat keras,” ujarnya.

Sumber: Reuters

Baca juga: Militer China patroli selama liburan, siaga Taiwan telan Rp51 miliar
Baca juga: Taiwan berharap Trump segera pulih agar dapat terus melawan China

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020