• Beranda
  • Berita
  • Pemakaman tertua di New Delhi disiapkan untuk korban COVID-19

Pemakaman tertua di New Delhi disiapkan untuk korban COVID-19

6 Oktober 2020 18:53 WIB
Pemakaman tertua di New Delhi disiapkan untuk korban COVID-19
Seorang tenaga kesehatan dan kerabat menurunkan jenazah seorang pria yang meninggal dunia akibat penyakit virus korona (COVID-19) untuk dimakamkan di sebuah pemakaman di New Delhi, India, Rabu (6/5/2020). (REUTERS/DANISH SIDDIQUI)

Kami tidak menyangka bahwa kami harus membersihkan lebih banyak lahan untuk penguburan. Namun jenazah terus berdatangan

Para pekerja membersihkan semak belukar dari area kosong di pemakaman tertua di ibu kota India, New Delhi, demi menambah ruang sebanyak 400 liang lahad yang diperuntukkan bagi pasien meninggal dunia akibat COVID-19.

Dengan lebih dari 100.000 kematian secara nasional, jumlah kasus infeksi COVID-19 di India saat ini telah melampaui 6,6 juta, dan belum ada tanda-tanda penurunan pada pertambahan kasus harian.

Sejak penguburan jasad korban COVID-19 dimulai pada April lalu, pemakaman Islam Jadid Qabristan itu telah menambah lebih dari 700 makam di lahan kosong yang dijadikan area penguburan tambahan.

"Kami tidak menyangka bahwa kami harus membersihkan lebih banyak lahan untuk penguburan. Namun jenazah terus berdatangan," kata Mohammad Shameem (38), kepala penggali liang lahad di pemakaman itu.

Penurunan kasus infeksi yang sempat terjadi mengurangi penguburan akibat COVID-19 dari sebelumnya 10 menjadi empat per hari, namun Shameem menyebut bahwa area pemakaman yang ditemukan pada 1924 itu akan segera mencapai daya tampung maksimal.

"Melihat penambahan kasus, saya kira kami akan membersihkan lahan kosong terakhir yang tersisa untuk pemakaman pada beberapa bulan mendatang," kata Shameem.

Sementara itu, umat Hindu, yang merupakan populasi mayoritas di India yang total penduduknya mencapai 1,4 miliar itu, biasanya dikremasi setelah meninggal dunia, sedangkan sekitar 200 juta Muslim biasanya dikuburkan.

Sama seperti para pekerja di krematorium untuk umat Hindu, Shameem menyebut dirinya juga seringkali menghadapi keadaan yang menyulitkan.

"Kami telah bekerja keras selama delapan bulan terakhir, namun hampir tak ada bantuan dari pemerintah, misalnya untuk alat pelindung diri," ujar Shameem.

Sumber: Reuters

Baca juga: Kasus corona India naik menjadi 6,69 juta
Baca juga: Delhi akan gunakan 500 gerbong kereta untuk rawat pasien COVID-19
Baca juga: India: 1 dari 15 orang berusia 10 tahun ke atas terpapar corona

 

Pewarta: Suwanti
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2020