• Beranda
  • Berita
  • China ingin vaksin produksinya dinilai WHO untuk penggunaan global

China ingin vaksin produksinya dinilai WHO untuk penggunaan global

6 Oktober 2020 19:02 WIB
China ingin vaksin produksinya dinilai WHO untuk penggunaan global
Sebuah stan yang menampilkan kandidat vaksin virus corona dari China National Biotec Group (CNBG), sebuah unit dari raksasa farmasi milik negara China National Pharmaceutical Group (Sinopharm), terlihat di Pameran Internasional China untuk Perdagangan Jasa (CIFTIS) 2020, di tengah wabah COVID-19, di Beijing, China, Jumat (4/9/2020). (ANTARA/REUTERS/Tingshu Wang/aa.)
China sedang dalam pembicaraan agar vaksin COVID-19 yang diproduksi secara lokal dapat dinilai oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebagai langkah untuk penggunaan secara global, seorang pejabat WHO mengatakan pada Selasa.

Ratusan ribu pekerja esensial dan kelompok lain yang dianggap berisiko tinggi di China telah diberi vaksin yang dikembangkan secara lokal meskipun uji klinis belum sepenuhnya selesai. Tindakan itu meningkatkan kekhawatiran di antara para ahli soal keamanan vaksin.

Koordinator WHO untuk obat-obatan esensial dan teknologi kesehatan di kawasan Pasifik Barat, Socorro Escalate, mengatakan dalam konferensi pers daring pada Selasa bahwa China telah mengadakan diskusi awal dengan WHO untuk memasukkan vaksinnya ke dalam daftar untuk penggunaan darurat.

Prosedur pencatatan penggunaan darurat WHO memungkinkan penilaian terhadap vaksin dan perawatan yang tidak berlisensi untuk mempercepat ketersediaannya dalam keadaan darurat kesehatan masyarakat.

Prosedur tersebut membantu negara anggota WHO dan badan pengadaan PBB untuk menentukan penerimaan masyarakat terhadap vaksin.

"Secara potensial melalui daftar penggunaan darurat, kualitas dan keamanan vaksin ini dan kemanjuran dapat dinilai dan kemudian ini dapat disediakan untuk pemegang lisensi kami," kata Escalante.

China memiliki sedikitnya empat vaksin eksperimental dalam tahap akhir uji klinis. Dua di antaranya dikembangkan oleh China National Biotec Group (CNBG) yang didukung negara, dan dua sisanya masing-masingberasal dari Sinovac Biotech dan CanSino Biologics.

Vaksin-vaksin tersebut tengah diuji di sejumlah negara, seperti Pakistan, Indonesia, Brazil, Rusia, dan Uni Emirat Arab (UAE).

UAE pada September mengesahkan penggunaan darurat vaksin CNBG. 

Pengesahan itu menjadi izin darurat internasional pertama untuk salah satu vaksin China, hanya enam minggu setelah uji coba pada manusia dimulai di negara Teluk Arab tersebut.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte, September, mengatakan akan memprioritaskan China dan Rusia dalam belanja global negaranya untuk vaksin COVID-19.


Sumber: Reuters

Baca juga: China janji ekspor vaksin COVID-19 dengan harga wajar

Baca juga: Sinovac ingin memasok lebih banyak vaksin ke Amerika Selatan

Baca juga: Filipina prioritaskan vaksin COVID-19 Rusia, China ketimbang Barat


 

Vaksin COVID-19 Merah Putih akan uji praklinik awal November

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020