Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, terpangkas 11,3 dolar AS atau 0,59 persen, menjadi ditutup pada 1.908,80 dolar AS per ounce.
Sehari sebelumnya, Senin (5/10/2020), emas berjangka terangkat 12,5 dolar AS atau 0,66 persen menjadi 1.920,10 dolar AS, setelah merosot 8,7 dolar AS atau 0,45 persen menjadi 1.907,60 dolar AS pada akhir pekan lalu (2/10/2020).
Ketua Federal Reserve Jerome Powell berbicara dengan nada optimis di Pertemuan Tahunan Virtual Asosiasi Ekonomi Bisnis Nasional pada Selasa (6/10/2020). Powell mencatat bahwa pemulihan ekonomi telah berlangsung lebih cepat dari yang diharapkan.
Dia juga mencatat bahwa prospeknya masih sangat tidak pasti karena tergantung pada pengendalian penyebaran COVID-19.
Namun penurunan emas lebih lanjut tertahan oleh meningkatnya ekspektasi bahwa anggota parlemen AS akan menyetujui undang-undang stimulus baru untuk mengatasi dampak ekonomi dari virus corona.
Emas cenderung mendapat keuntungan dari langkah-langkah stimulus yang luas dari pemerintah dan bank sentral karena secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang.
“Penopang utama dukungan pasar (emas) ini berlanjutnya optimisme adanya paket stimulus tambahan virus corona,” kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures, seperti dikutip Reuters.
"Tema erosi stimulus yang sedang berlangsung dari jumlah uang beredar dengan menyuntikkan langkah-langkah fiskal dan moneter tambahan ke dalam pasar, melemahkan dolar dan mendukung emas," tambah Meger.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 63,9 sen atau 2,6 persen menjadi ditutup pada 23,921 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 34,4 dolar AS atau 3,8 persen menjadi ditutup pada 870,3 dolar AS per ounce.
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020