"Hujan es itu disebabkan bola es berbentuk kristal tidak memungkinkan untuk mencair," kata pengamat Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Banten Atang, saat dihubungi di Rangkasbitung.
Ia mengatakan selama tiga hari ke depan akan terjadi awan Cumulonimbus (Cb) di sejumlah daerah di Provinsi Banten, dan yang perlu diwaspadai jika terjadi hujan es di tengah hujan deras yang disertai petir dan angin kencang.
Menurut dia, saat ini curah hujan cukup tinggi dan berlangsung antara dua sampai tiga jam, akibat tingginya pertumbuhan awan.
Oleh karena itu, pihaknya minta kepada warga jangan berada di tempat terbuka seperti lapangan atau sawah, karea dikhawatirkan bisa terkena sambaran petir.
Selain itu, juga berpotensi terjadi angin kencang, seperti yang belum lama ini melanda Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak, sehingga mengakibatkan puluhan rumah warga rusak. "Jika terjadi hujan deras, maka sebaiknya berada di rumah," katanya.
Ia mengatakan, saat ini pihaknya terus menyebarluaskan informasi mengenai cuaca, karena pergerakan awan Cb bisa memicu terjadinya bencana alam seperti sambaran petir, angin puting beliung dan hujan es.
Penyebaran informasi tersebut ditujukan ke masyarakat, pemerintah daerah, kesyahbandaran pelabuhan Merak, Polairud dan pihak lainnya.
"Dengan adanya informasi itu tentu bisa mencegah jatuhnya korban jiwa, atau meminimalkan kerugian," katanya.
Sementara itu, sejumlah warga Rangkasbitung mengatakan hujan es di tengah hujan deras disertai kilatan petir berlangsung sekitar 30 menit.
Hujan deras di Kota Rangkasbitung terjadi dari pukul 13.20 sampai 15.30 WIB.
"Hujan es itu tidak menimbulkan kerusakan genteng rumah," kata Karim (50) warga Semi Narimbang, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak.
(U.KR-MSR/M008/P003)
Pewarta: priya
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010