"Kampanye melalui medsos sepertinya belum terlalu dimanfaatkan. Kebanyakan paslon masih melakukan kampanye tatap muka dengan peserta maksimal 50 orang," kata Hamiruddin di Kendari, Rabu.
Selain itu, para paslon juga dalam melakukan proses kampanye dilaksanakan dengan mendatangi langsung rumah-rumah warga.
Baca juga: Bawaslu: Kampanye daring kurang diminati
Mereka bertemu langsung warga guna menghindari berkumpulnya orang banyak di tengah pandemi COVID-19.
"Para paslon masih lebih memilih melakukan kampanye secara tatap muka atau dengan mengunjungi rumah warga secara 'door to door'," ujar Hamiruddin.
Meskipun demikian, Hamiruddin menuturkan bahwa kampanye lewat media sosial tetap berjalan, sebab merupakan salah satu metode kampanye yang diprioritaskan di tengah pandemi COVID-19 guna mencegah terjadinya klaster baru penyebaran virus tersebut.
Baca juga: Polda Jawa Barat lakukan patroli siber kampanye daring
"Bawaslu sudah menerima nama akun medsos 18 paslon yang didaftarkan di Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat. Lewat itu, kita memantau aktivitas kampanye paslon dan sejauh ini belum ditemukan indikasi adanya pelanggaran seperti kampanye hitam atau materi yang mengandung isu sara," jelas Hamiruddin.
Hamiruddin mengingatkan paslon maupun tim sukses paslon untuk memuat materi kampanye berupa visi misi dan program paslon jika seandainya terpilih nanti. Serta untuk tidak melibatkan ASN atau perangkat desa dalam proses kampanye.
Masa kampanye akan dimulai pada 26 September 2020 dan berakhir pada 5 Desember 2020 atau terhitung selama 71 satu hari. Pemungutan suara akan dilaksanakan pada 9 Desember 2020
Tujuh daerah di Sultra yang dijadwalkan mencari pemimpinnya, yakni Kabupaten Muna, Kolaka Timur, Konawe Selatan, Buton Utara, Wakatobi, Konawe Utara dan Konawe Kepulauan.
Baca juga: KPUD Kalimantan Selatan ingatkan paslon perkuat kampanye daring
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2020