Bank Indonesia (BI) mendorong sejumlah UMKM di Jawa Timur untuk memasuki pemasaran daring/online dengan program UMKM on boarding dan go digital, salah satunya melalui pelatihan fotografi dalam rangkaian Festival Ekonomi Syariah (FESyar) 2020.pemasaran masih menjadi salah satu kendala yang dihadapi pelaku UMKM saat ini, sehingga pemasaran melalui daring menjadi suatu keharusan.
Kepala Kantor Perwakilan BI Kediri, Sofwan Kurnia yang menjadi narasumber dalam diskusi virtual rangkaian FESyar 2020, Rabu, mengatakan pemasaran masih menjadi salah satu kendala yang dihadapi pelaku UMKM saat ini, sehingga pemasaran melalui daring menjadi suatu keharusan.
"Oleh karena itu, foto produk menjadi elemen penting dalam menarik konsumen untuk membeli suatu produk serta menunjang pemasaran," katanya.
Baca juga: Peneliti ingatkan tingkat digitalisasi UMKM masih rendah
Selain itu, kata Sofwan, peluang pemasaran daring perlu dimanfaatkan dengan maksimal oleh pelaku UMKM di Indonesia, karena perkembangan teknologi membawa dampak yang besar terhadap perubahan perilaku konsumen dalam melakukan transaksi, tercermin dari mulai beralih belanja yang dilakukan di pasar fisik ke pasar non-fisik (marketplace).
Sementara itu, salah satu narasumber pada diskusi virtual tersebut yang juga pendiri Darwis Triadi School of Photography, Darwis Triadi mengakui bahwa fotografi mutlak diperlukan bagi UMKM yang ingin memasarkan produknya melalui daring, karena hampir semua kegiatan terkait dengan fotografi.
"Foto produk mencerminkan apa yang dijual. Jika bicara mengenai foto produk yang harus dilakukan adalah bagaimana kita melakukan capture visual agar foto agar bisa menjual," katanya.
Baca juga: Digitalisasi UMKM dan masa depan bangsa
Senior Associate Marketing Shopee, Harsi Annisa mengakui peluang bisnis daring memang masih terbuka lebar di Indonesia, sebab dengan populasi penduduk Indonesia yang lebih dari 270 juta jiwa, 94 persen lebih dari populasi menggunakan internet dan gawai hingga mencapai 8 jam per hari.
Selain itu, kata dia, di era adaptasi baru ini perilaku konsumen juga mulai berubah untuk melakukan belanja daring daripada luring, karena pasar daring cenderung banyak menawarkan promo menarik, katalog produk, transaksi yang lebih aman serta waktu yang lebih fleksibel.
Sementara itu berdasarkan survei yang dilakukan Shopee Indonesia, aplikasi belanja mengalami kenaikan penggunaan hingga 300 persen per Maret 2020 saat pandemi COVID-19 terjadi, sedangkan sebelum pandemi, sebagian orang menganggap bahwa belanja luring sama halnya belanja daring.
Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020