Lima destinasi wisata yang ada di Sulawesi Utara (Sulut) menjadi sasaran Gerakan Bersih, Indah, Sehat, dan Aman (BISA) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).Gerakan ini adalah bagian dari penerapan normal baru sektor pariwisata
"Gerakan ini adalah bagian dari penerapan normal baru sektor pariwisata," sebut Kepala Bidang Pengembangan Industri Dinas Pariwisata Daerah Provinsi Sulut Fany Julite Matheus di Tomohon, Sulut, Kamis.
Baca juga: Ada Tol Manado-Bitung, Presiden berharap wisata Sulut berkembang pesat
Di Kota Tomohon, ada dua lokasi yang dipilih yaitu Taman Wisata Alam (TWA) dan Gunung Mahawu.
Sementara, tiga destinasi lainnya berada di Kabupaten Minahasa yaitu Sumaruendo, Bukit Kasih, dan Benteng Moraya.
"Kami memberikan apresiasi kepada Kemenparekraf yang memilih lima destinasi wisata yang ada di Sulut terkait dengan kegiatan ini," ujarnya.
Pelaku usaha kuliner, kerajinan, asosiasi e-kraf, dan pelaku wisata alam, kata Fany, harus beradaptasi ketika normal baru di sektor pariwisata ini diberlakukan.
Protokol baku yang harus dilakukan adalah menggunakan masker, rajin mencuci tangan di air mengalir, menjaga jarak, dan menjauhi kerumunan.
"Mudah-mudahan pelaku usaha wisata ini bisa menjadi contoh bagi yang lainnya. Selain itu, wisatawan yang mengunjungi destinasi wisata dapat menyebarluaskan perilaku-perilaku sesuai protokol kesehatan bagi wisatawan lainnya," ujarnya.
Kemenparekraf memberikan bantuan alat-alat kebersihan di destinasi wisata TWA Kota Tomohon.
"Gerakan BISA ini dapat menjadi ruang edukasi bagi pelaku usaha yang ada di destinasi-destinasi wisata," katanya.
Fany optimistis ketika destinasi-destinasi wisata patuh menerapkan protokol kesehatan akan memberikan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan yang berkunjung.
Usai menyerahkan alat kebersihan, puluhan pelaku usaha melaksanakan bersih-bersih lokasi TWA Kota Tomohon.
Baca juga: Kemenparekraf gelar Gerakan BISA dan Pakai Masker di destinasi wisata
Baca juga: Lewat BISA, Kemenparekraf siapkan destinasi Jabar masuki adaptasi baru
Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020