Direktur Utama TMM Petrus Tjandra mengatakan, STAL mampu melakukan proses pemurnian nikel berlapis, sehingga menghasilkan limbah padat yang sangat minim, penggunaan air dan energi yang minimal.
"STAL mampu menghasilkan produk nikel 99,96 persen (LME Grade), serta produk nikel sulfat (NiSO4) dan kobalt sulfat (CoSO4) battery grade yang dapat digunakan oleh para produsen baterai lithium ion,” ujar Petrus.
Saat ini, TMM juga tengah mengembangkan skema mine-mouth leaching plant dalam bekerja sama dengan para penambang nikel di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara, dimana para penambang akan membangun leaching plant di setiap “mulut” tambang nikel milik mereka.
Menurut Petrus, leaching plant ini akan mengolah bijih nikel laterit milik penambang menjadi produk Crude MHP (Mix Hydroxide Precipitate) dan MSP (Mix Sulphide Presipitate) dengan kadar nikel sekitar 24-40 persen, yang kemudian akan diolah TMM untuk menjadi Nikel 99,96 persen, serta nikel sulfat dan kobalt sulfat.
“Skema ini juga sejalan dengan permintaan Elon Musk (CEO Tesla) agar penambang nikel menjaga kelestarian lingkungan, karena bahan galian yang sudah di proses nantinya akan dilakukan penyuburan kembali sehingga bisa dikembalikan ke lokasi dan dilakukan penanaman,” pungkasnya.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2020