Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita turun langsung untuk memastikan progres proyek pengembangan (revamping) kilang PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban, Jawa Timur, masih berjalan baik di tengah pandemi COVID-19, mengingat proyek tersebut perlu diakselerasi guna mendukung program substitusi impor dan penguatan struktur industri petrokimia nasional.Kami mendukung proyek perluasan dan penambahan lini produksi yang tengah dijalankan TPPI saat ini
"Kami mendukung proyek perluasan dan penambahan lini produksi yang tengah dijalankan TPPI saat ini. Tentunya, diharapkan dapat menopang pembangunan sektor industri petrokimia nasional yang berdaya saing dan berkesinambungan," kata Menperin saat meninjau proyek revamping kilang PT TPPI, di Tuban, Jatim, Kamis.
Baca juga: Aset produksi bertambah, TPPI optimistis mampu pangkas impor petrokimia
Pada kunjungannya tersebut, Menperin didampingi Sekretaris Jenderal Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono, Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Muhammad Khayam, Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional Ignatius Tallulembang, Presiden Komisaris TPPI Ardhy N Mokobombang, dan Presiden Direktur TPPI Yulian Dekri.
Menperin melalui keterangan tertulis menjelaskan pembangunan TPPI bakal berperan penting menjadi basis industri petrokimia yang memasok bahan baku olefin dan aromatik, maupun produk turunan lainnya.
"Masih terdapat kekosongan pada pohon industri, baik di hulu maupun industri antara, dan TPPI sudah membaca peluang tersebut," kata Menperin.
Saat ini, TPPI sedang menjalankan proyek revamping platforming dan aromatik yang meningkatkan kapasitas platforming unit dari 50.000 barel menjadi 55.000 barel per hari dan kapasitas produksi paraksilen 600.000 ton menjadi 780.000 ton per tahun dengan biaya pembangunan sebesar 180 juta dolar AS.
Pekerjaan basic engineering design package (BEDP) yang dikerjakan oleh UOP sejak Maret 2020 dan telah selesai pada 25 September 2020. Sedangkan, pembangunan lima tangki secara keseluruhan bakal dikebut hingga pertengahan Desember 2021.
Sementara itu, proyek revamping TPPI akan dilaksanakan pada awal 2022 bersamaan dengan pelaksanaan turn around kilang, sehingga pada kuartal I 2022 diharapkan kilang sudah dapat beroperasi secara penuh.
Terkait dengan dukungan TPPI untuk mengurangi produk impor paraksilen, perusahaan sudah mulai mengoperasikan unit produksi paraksilen sejak Agustus 2020 secara dual mode yang menghasilkan produk petrokimia dan produk BBM, dan akan ditingkatkan secara bertahap.
Saat ini, kebutuhan domestik paraksilen mencapai satu juta ton per tahun, sedangkan pemasok dari dalam negeri selain TPPI adalah Kilang RU IV Pertamina yang mempunyai kapasitas produksi sekitar 200.000 ton per tahun.
Untuk mengurangi impor paraksilen pada 2021, TPPI akan memproduksi 280.000 ton per tahun paraksilen, selain juga memproduksi bahan bakar Pertamax.
Bersama dengan produksi paraksilen Pertamina sebesar 220.000 ton per tahun, total produksi paraksilen dalam negeri menjadi 500.000 ton per tahun atau dapat mengurangi impor hingga 50 persen.
Kemudian pada 2022, dengan selesainya proyek revamping tersebut, TPPI akan dapat meningkatkan produksi paraksilen menjadi 780,000 ton per tahun, sehingga tambahan produksi tersebut dapat memenuhi seluruh kebutuhan paraksilen dalam negeri bersama Pertamina.
Lebih jauh, Menperin menyampaikan hingga kuartal II 2020, pertumbuhan sektor industri kimia, farmasi, dan obat tradisional mencapai 8,65 persen.
Capaian tersebut jauh di atas pertumbuhan ekonomi yang mengalami kontraksi dan berkontribusi kepada PDB sebesar Rp265 triliun.
"Selain itu, nilai investasi di sektor industri kimia tercatat cukup signifikan, yaitu Rp6,04 triliun hingga kuartal II 2020. Semua indikator tersebut menunjukkan bahwa bahan kimia merupakan komoditas yang sangat strategis dan menentukan arah kebijakan pemerintah terutama di bidang ekonomi," kata Menperin.
Karena itu, pada kurun 2020 hingga 2025, pemerintah mengawal proyek-proyek pembangunan industri kimia raksasa yang total nilai investasinya mencapai 31 miliar dolar AS, di antaranya adalah pembangunan pabrik petrokimia di Cilegon, Banten; Tuban, Jawa Timur; dan Balongan, Jawa Barat.
Baca juga: Kemenperin optimistis kinerja industri petrokimia kembali bangkit
Baca juga: Menperin undang SK Group investasi industri petrokimia di Indonesia
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020