"Harus dilakukan efisiensi di segala bidang di tengah masih tingginya penyebaran COVID-19," ujar Ketua Komite Tetap Sarana dan Prasarana Perhubungan Kadin Asmari Herry dalam webinar bertema "Transportation Industry Perspective" di Jakarta, Jumat.
Selain itu, lanjut dia, yang bisa dilakukan pelaku usaha transportasi adalah gencar mengkampanyekan protokol kesehatan.
Dengan begitu, ia mengharapkan mobilitas masyarakat akan kembali tumbuh seiring dengan kepercayaan masyarakat terhadap transportasi, khususnya publik.
"Lakukan sesuai protokol kesehatan meski penumpang mengalami penurunan," ucapnya.
Baca juga: Kadin : Stimulus moneter diharapkan industri transportasi
Setelah itu, Asmari juga mengatakan, solusi lainnya adalah realisasi stimulus oleh pemerintah.
"Kita dengar ada fiskal dan non fiskal, kita perlu dari sisi realisasi, sehingga recovery dapat lebih baik," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Asmari juga mengatakan bahwa transportasi angkutan penumpang mengalami kontraksi cukup dalam dibandingkan logistik atau barang. Hal itu disebabkan menurunnya ekonomi nasional.
"Terdapat dua kategori di sektor transportasi, yakni orang dan barang. Transportasi orang itu berbanding lurus dengan ekonomi nasional yang kontraksi sekitar 5 persen pada kuartal II dan akan diprediksi resesi, sehingga rata-rata angkutan transportasi ini minus sekitar hampir 30 persen, terutama udara," paparnya.
Baca juga: Kadin: jaminan untuk buruh di UU Cipta Kerja bertambah
Sedangkan transportasi barang, menurut dia, relatif lebih baik dikarenakan masih adanya transaksi jual beli secara daring.
"Semua sektor di moda transportasi negatif, sedikit lebih bagus di angkutan barang meski masih negatif. Angkutan penumpang sangat menderita, segala upaya memang sudah dilakukan tapi memang nggak ada yang diangkut karena pandemi, sehingga harus melakukan konsolidasi dan melakukan efisiensi," katanya.
Maka itu, Asmari juga meminta kepada pelaku usaha bidang transportasi untuk menyiapkan berbagai skenario dalam rangka mempertahankan kinerja.
"Pandemi yang dihadapi saat ini tidak ada yang tahu kapan berakhirnya. Saya yakin masing-masing perusahaan sudah antisipasi," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020