Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mencemaskan potensi lonjakan penyebaran COVID-19 akibat aksi penolakan Undang-Undang Cipta Kerja yang berlangsung sejak Senin hingga Jumat dini hari kemarin.Mudah-mudahan tidak terjadi
"Justru yang kami khawatir dengan sangat serius potensi lonjakan kasus, akibat demo yang terjadi di berbagai daerah termasuk di Jakarta," kata Anies di Jakarta, Sabtu.
Anies mengatakan ancaman penambahan jumlah pasien COVID-19 usai aksi unjuk rasa itu akan terdata sekitar sepekan atau dua pekan mendatang.
Gubernur DKI Jakarta itu menyatakan lonjakan COVID-19 tidak akan langsung, namun menunggu satu hingga dua pekan.
"Mudah-mudahan tidak terjadi," Anies berharap.
Baca juga: Kasus positif COVID-19 Jakarta tembus 84.364 orang
Sebelumnya, sejumlah elemen masyarakat dari kalangan buruh, mahasiswa hingga kelompok anarko berunjuk rasa menolak UU Cipta Kerja yang telah disahkan DPR RI pada beberapa titik di wilayah Jakarta, Kamis.
Aksi yang awalnya berjalan tertib berujung ricuh, bahkan sejumlah fasilitas umum, seperti halte MRT, halte TransJakarta, serta pos polisi dibakar perusuh.
Petugas Polda Metro Jaya menguji cepat (rapid test) terhadap 1.192 orang yang berunjuk rasa menolak UU Cipta Kerja tersebut, guna mengantisipasi penyebaran COVID-19.
Baca juga: Anies akui tidak dapat menyampaikan pendapat saat bertemu Jokowi
Baca juga: Perbaikan halte TransJakarta rusak perlu lima pekan
Pewarta: Taufik Ridwan dan Ricky Prayoga
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020