Tim patroli pantai menemukan jasad delapan perempuan dan tiga anak di lepas pantai dekat Sfax pada Minggu malam, katanya.
Menurut petugas, sekitar 30 orang berangkat dengan kapal tersebut dengan harapan tiba di Italia.
Tim patroli masih melakukan operasi pencarian orang hilang lainnya.
Pada 2019, sekitar 90 migran Afrika tenggelam usai kapal mereka, yang berlayar dari Libya menuju Eropa, terbalik. Insiden tersebut menjadi yang paling parah di perairan Tunisia.
Pada 2018, petugas patroli pantai Tunisia juga menemukan lima jasad yang diduga merupakan para migran yang kapalnya tenggelam saat sedang menyeberangi Laut Tengah menuju Pulau Lampedusa, Italia.
Menurut Reuters, kelompok operator perdagangan manusia memilih menggungakan Tunisia sebagai tempat berangkat bagi imigran yang menuju Eropa karena patroli pantai Libya lewat bantuan tentara memperketat kontrol atas operasi pemberangkatan imigran gelap.
Sumber: Reuters
Baca juga: Sejumlah jasad dari kapal tenggelam di Tunisia kembali ditemukan
Baca juga: Jumlah akhir korban tewas insiden kapal di Tunisia capai 82
Baca juga: 35 pendatang tewas akibat kapal tenggelam di lepas pantai Tunisia
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020