Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sekitar 4,5 juta masyarakat terpaksa mengungsi akibat bencana alam di Indonesia selama Januari hingga 9 Oktober 2020Saya yakin sudah berbuat banyak untuk ketangguhan daerah dalam pengurangan risiko bencana
"Sebanyak 302 saudara kita meninggal dunia dan 25 orang hilang," kata Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan pada kegiatan virtual peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana yang dipantau di Jakarta, Senin.
Indonesia sejak dahulu, sekarang, dan yang akan datang dihadapkan dengan berbagai bencana. Bahkan, saat ini ancaman bencana tersebut semakin besar dan dampaknya juga akan meluas.
Hal itu juga terkait dengan pemanasan global dan pengaruh perubahan iklim. Pada saat yang sama, Indonesia dan negara-negara lain saat ini juga masih berjuang menghadapi pandemi COVID-19.
Hingga 11 Oktober 2020, ujar Lilik, jumlah masyarakat yang terkonfirmasi COVID-19 yakni 333.449 orang, sembuh 255.029 orang, dan meninggal 11.844 orang.
Dengan banyak bencana alam maupun nonalam yang terjadi di Indonesia bahkan trennya semakin meningkat setiap tahun, maka dibutuhkan sejumlah upaya oleh pemerintah pusat maupun daerah.
Baca juga: BNPB: Perlu kepercayaan diri daerah untuk kurangi risiko bencana
Pada peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana 2020, BNPB menghadirkan empat kepala daerah yang dinilai cukup berhasil dalam mengatasi bencana di daerah masing-masing.
"Saya yakin sudah berbuat banyak untuk ketangguhan daerah dalam pengurangan risiko bencana," katanya.
Sebanyak empat kepala daerah tersebut, yaitu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Djohan, Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy, dan Bupati Magelang Zaenal Arifin.
Lilik berharap, paparan yang disampaikan empat kepala daerah terkait dengan ketangguhan daerah dalam pengurangan risiko bencana dapat menjadi contoh pula bagi daerah-daerah lain di Indonesia.
"Tujuannya agar daerah lain menjadi kuat dan tangguh. Hal itu tentunya berimbas pada upaya kita dalam melindungi masyarakat," ujar dia.
Secara umum, peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana yang diselenggarakan setiap tahun memiliki tujuan agar semua lapisan masyarakat saling belajar dan bekerja sama, sebab bencana alam tidak mengenal batas administrasi suatu wilayah.
Baca juga: CSIS: Tingkatkan kesadaran soal pentingnya penanggulangan bencana
Baca juga: Kemensos dorong peningkatan peran anak pada pengurangan risiko bencana
Baca juga: Lintas sektor perkuat pengurangan risiko gempa-hidrometeorologi
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020