Ketua BUMN kluster pangan, PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) menyampaikan pendistribusian produk gula perseroan, yakni Raja Gula memprioritaskan kerja sama dengan warung serta pelaku UMKM.Saat ini Raja Gula telah tersebar di lebih dari 13.000 outlet di seluruh Indonesia
"Agar mudah didapatkan, penyebaran Raja Gula dilakukan melalui kantor perwakilan cabang Rajawali Nusindo RNI Group serta secara online melalui e-commerce nushinushi.id milik Rajawali Nusindo serta Warung Pangan dan Mitra Warung Pangan yang dikelola oleh BGR Logistic," papar Direktur Utama RNI Eko Taufik Wibowo dalam peluncuran kemasan baru produk gula kristal putih "Raja Gula" di Jakarta, Senin.
Ia mengharapkan keberadaan produk gula milik perseroan itu dapat menstimulus geliat bisnis UMKM di Indonesia.
"Sebagai produk BUMN, harga jual Raja Gula dipastikan tidak akan berada di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah sehingga warung, pelaku UMKM, maupun konsumen bisa memperoleh produk dengah harga yang lebih terjangkau," katanya.
Ia menambahkan peluncuran itu juga bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah komoditas gula yang dihasilkan perusahaan serta menjaga ketersediaan dan keterjangkauan produk gula di masyarakat.
"Saat ini Raja Gula telah tersebar di lebih dari 13.000 outlet di seluruh Indonesia. Distributor RNI terus bergerak memperluas penyebaran guna menambah sebaran outlet," katanya.
Eko mengemukakan, Raja Gula dijual dengan harga rata-rata di kisaran Rp12.000 – Rp12.500 per kilogram (kg).
Eko menambahkan, re-branding produk Raja Gula juga merupakan bagian dari agenda transformasi RNI yang tengah berjalan menuju penguatan lini bisnis pangan.
Ia juga mengharapkan melalui perubahan kemasan dan tagline itu dapat memunculkan image baru Raja Gula sebagai produk gula yang bersahabat dari sisi kualitas dan harga sehingga dapat diterima oleh berbagai tingkatan konsumen.
"Raja Gula merupakan salah satu dari sekian banyak produk pangan milik BUMN Klaster Pangan. Selanjutnya RNI akan meluncurkan berbagai jenis produk pangan lainnya seperti teh, minyak goreng, dan beras. Selain itu ada juga produk handsanitizer yang terbuat dari etanol sebagai produk samping hasil pengolahan tebu. Saat ini konsepnya sedang dimatangkan," ujarnya.
Baca juga: RNI targetkan 15 ribu UMKM gabung Mitra Warung Pangan tahun ini
Baca juga: Hingga Juni, RNI catat produksi gula capai 18.000 ton
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020