TGPF temui 25 saksi di Intan Jaya

12 Oktober 2020 14:20 WIB
TGPF temui 25 saksi di Intan Jaya
Ketua TGPF kasus Intan Jaya Benny J Mamoto didampingi anggota TGPF dan Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw memberikan keterangan kepada awak media di Timika, Senin (12/10/2020). ANTARA/Evarianus Supar/aa.
Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) yang dibentuk oleh Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam) selama tiga hari berada di Sugapa, ibu kota Kabupaten Intan Jaya, Papua, telah menemui dan mewawancarai sebanyak 25 saksi terkait sejumlah kasus kekerasan bersenjata yang terjadi di wilayah itu baru-baru ini.

"Target kami semua dapat. Ada satu saksi yang sempat terkendala tidak bisa datang ke Sugapa, tapi kami bisa mengatasinya melalui komunikasi telepon karena sifatnya hanya sebatas konfirmasi," kata Ketua TGPF Kasus Intan Jaya Benny J Mamoto di Timika, Senin.

Saksi lainnya yang berada di Distrik Hitadipa juga tidak bisa hadir secara langsung untuk bertemu TGPF di Sugapa pada Minggu (11/10) karena pada saat itu terjadi kontak tembak antara aparat keamanan dengan kelompok bersenjata.

Baca juga: TGPF: Keluarga dukung autopsi jenazah korban kekerasan di Intan Jaya

Keterangan dari saksi yang bersangkutan akan dikonfirmasi langsung dari Jakarta melalui sambungan telepon.

"Tapi saksi-saksi utama semuanya sudah kami dapatkan. Total semuanya ada 25 orang," kata Benny.

TGPF belum bisa membeberkan hasil investigasi lapangan dari kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Intan Jaya itu.

"Mohon kesabarannya, kami harus melaporkan hasil tugas kami kepada pimpinan. Kami harus segera kembali ke Jakarta untuk menyusun laporannya, ketika sudah dianalisis, dievaluasi dan disimpulkan maka akan ada rekomendasi-rekomendasi yang harus ditindaklanjuti oleh instansi terkait," katanya.

Meski menghadapi tantangan berat selama berada di Intan Jaya, Benny mengatakan tim yang dipimpinnya itu sama sekali tidak gentar sedikitpun.

Baca juga: TGPF selesai kumpulkan data kasus Intan Jaya

"Kalau kaget tentu yah, itu manusiawi, apalagi tim kami bukan semuanya berlatar belakang orang-orang yang sudah terdidik di bidang kepolisian atau militer. Tapi kami tidak larut dalam situasi itu. Justru sebaliknya kami tidak gentar dengan cara-cara seperti itu. Kami tetap bekerja karena ada target yang harus kami selesaikan, apalagi waktu kami sangat pendek, hanya 14 hari untuk menuntaskan kasus ini," kata Benny, purnawirawan Polri bintang dua itu.

Ia menyatakan salut atas kinerja anggota timnya yang dinilai sangat solid dan sama-sama memiliki komitmen yang kuat, tidak kenal menyerah untuk menuntaskan tugas yang dipercayakan oleh Menko Polhukam Mahfud MD itu.

"Tadi malam kami bekerja sampai dini hari," tutur Benny.

TGPF juga mengapresiasi dukungan Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab dan jajarannya, Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw dan jajarannya, Bupati Intan Jaya dan jajarannya beserta satuan tugas TNI dan Polri di wilayah Intan Jaya.

Baca juga: TGPF Intan Jaya terus dalami keterangan berbagai pihak

"Berkat dukungan, bantuan dan pengamanan yang diberikan ekstra ketat maka pada akhirnya semua berjalan dengan baik dan kami bisa kembali ke Jakarta untuk melaporkan semua data yang diperoleh dari lapangan kepada Bapak Menko Polhukam dan seterusnya kepada Bapak Presiden Joko Widodo," kata Benny.

TGPF beranggotakan berbagai elemen mulai dari tokoh agama, tokoh masyarakat, akademisi, unsur kepolisian, unsur Badan Intelijen Negara (BIN), unsur kejaksaan, unsur gereja, dan perwakilan dari pihak yang mengadukan kasus tersebut.
 

Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2020