"Kemampuan respons masyarakat sangat penting terutama mengenali tanda-tanda ketika gunung akan meletus," kata Bupati Kediri Haryanti Sutrisno dalam webinar Bulan Pengurangan Risiko Bencana 2020 yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin.
Haryanti mengatakan Kabupaten Kediri terletak di selatan Kota Surabaya dengan potensi bencana erupsi Gunung Api Kelud. Gunung Kelud merupakan salah satu gunung api yang paling aktif di Indonesia.
Baca juga: Pos gunung api minta warga jauhi kawah Lokon
Baca juga: Ilmuwan identifikasi 37 struktur gunung api aktif di Planet Venus
Erupsi terakhir yang terjadi pada 2014, dengan persiapan penanganan yang mendadak, patut disyukuri tidak jatuh korban jiwa, ujar Haryanti.
Upaya peringatan dini yang dilakukan Pemkab Kediri dengan membangun kesadaran bencana, loka latih, membentuk tim siaga, mengaktifkan radio komunitas serta simulasi bencana. Selain itu, juga mendirikan pusat pemantauan Gunung Kelud sekitar 15 km dari puncak gunung.
Setiap desa juga memiliki titik pengungsian, sehingga ketika tanda-tanda erupsi muncul, masyarakat tahu kemana harus evakuasi sehingga tidak ada anak yang terpisah dari orang tuanya.
"Simulasi kita lakukan terus menerus supaya masyarakat paham akan gejala awal letusan, sehingga mereka tahu apa yang akan dilakukan kalau sudah ada peringatan siaga 1 sampai level selanjutnya," tambah dia.
Bupati Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) Provinsi Sulawesi Utara, Evangelian Sasingen dalam acara yang sama mengatakan daerah yang dipimpinnya juga memiliki potensi bencana erupsi Gunung Api Karangetang.
Gunung Karangetang terletak di Siau yang merupakan pulau terbesar dan menjadi ibu kota kabupaten dengan jumlah penduduk terbesar di kabupaten tersebut.
Baca juga: Interval letusan Gunung Raung diperkirakan 1,2 sampai 2,5 tahun
Baca juga: PVMBG : Gas-asap yang muncul tidak berasal dari aktivitas gunung api
Karena topografi wilayah yang berupa kepulauan, pihaknya menghadapi beberapa tantangan dalam upaya penanganan erupsi gunung api.
Saat terjadi erupsi Gunung Karangetang pada Februari 2019, merusak akses jalan, sehingga harus menggunakan jalur laut yang juga kadang terkendala kondisi cuaca buruk.
Selain itu, tidak seluruh wilayah di kepulauan tersebut terjangkau jaringan internet dan sinyal, sehingga juga menghambat evakuasi dan penanganan saat terjadi erupsi.
"Harapan kami semoga penanganan bencana bisa menjadi perhatian untuk setiap program, sehingga bisa tumbuh pemahaman untuk mitigasi," kata Bupati Sitaro.
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020