Dikutip dari laman resmi perusahaan, Senin, kiprah Suzuki bermula pada era 1970-an dengan membawa Carry Pick-Up ST10 yang dilanjutkan dengan Super Carry ST20.
Carry bertransformasi menjadi Suzuki Futura pada era 1990-an, kemudian mengembalikan "ruh-nya" sebagai kendaraan komersial melalui Mega Carry pada 2011 yang disusul All New Carry.
Suzuki tidak lupa sejarah bagaimana mereka pertama kali menjejakkan kaki Indonesia, karena hingga kini Carry terus diperbarui dan menjadi andalan penjualan pabrikan berlogo huruf "S" itu.
All New Carry yang dirilis pada tahun lalu bahkan menjadi mobil terlaris Suzuki pada 2019 dengan kontribusi penjualan 56,8 persen, dari total wholesales mereka sebanyak 102.865 unit.
Baca juga: Tampilan Suzuki XL7 yang dimodifikasi "serba hitam" seharga Rp107 juta
Baca juga: Siapa cepat dia dapat, Suzuki Wagon R edisi spesial cuma ada 50 unit
Pendekatan Modifikasi
Pendekatan Suzuki terhadap pasar komersial pun tidak konvensional, mereka menyadari bahwa mobil komersial bukan sekadar alat angkut untuk bisnis, namun telah menjadi bagian gaya hidup penggunanya.
Maka tidak heran apabila Suzuki sering menggelar gathering untuk mendekatkan diri dengan komunitas, sekaligus mendengar masukan dari para pengguna.
Dalam beberapa tahun terakhir, Suzuki aktif memamerkan kendaraan modifikasinya, termasuk Carry, yang ingin menunjukkan bahwa mobil niaga juga jago dalam urusan gaya.
Suzuki Carry yang ditampilkan bukan cuma dalam bentuk modifikasi standar, melainkan modifikasi aplikatif untuk kebutuhan bisnis, misalnya menjadi ambulans, angkot, hingga mobil untuk kafe.
Untuk menyasar kalangan pehobi modifikasi, Suzuki telah menampilkan New Carry dengan bentuk low deck dalam beberapa kali pameran.
Portofolio mobil penumpang
Meski sudah menguasai pasar penjualan mobil di kelas low pick-up, Suzuki mempertebal portofolionya di segmen kendaraan penumpang, sebut saja Ertiga, Ignis, Baleno, Wagon R, SX4 S-Cross, APV Arena, hingga XL7 yang dirilis pada awal 2020.
Suzuki menangkap perkembangan pasar otomotif yang bergeser dari mobil penumpang serbaguna (MPV) ke segmen SUV dengan melahirkan XL7 dalam wujud sport utility vehicle.
Melalui XL7, Suzuki sekali lagi tidak meninggalkan nilai utama yang menjadi daya tarik Ertiga (efisiensi, kenyamanan dan fungsional), melainkan menambahkannya sesuai dengan kebutuhan pasar di Indonesia. Ya, mobil tujuh penumpang dengan tampilan sporty dan petualang.
Di sela-sela giat penjualan Carry, XL7 juga Ertiga Sport, Suzuki turut menyegarkan tampilan mobil lainnya, yakni Ignis, Baleno dan Karimun Wagon R yang tersedia secara terbatas sebanyak 50 unit untuk memperingati kiprah setengah abad pabrikan itu.
Baca juga: Suzuki akan luncurkan kendaraan baru di IMX 2020
Baca juga: Suzuki hadirkan Karimun Wagon R limited edition di IMX 2020
Baca juga: Ertiga dominasi ekspor Suzuki ke Meksiko
Ekspor
Upaya Suzuki tidak sia-sia, XL7 menjadi salah satu andalan Suzuki untuk pasar ekspor selain Ertiga.
"XL7 adalah SUV yang akan menjadi pilihan baru bagi pecinta Suzuki di Indonesia. Selain itu, XL7 juga akan menjadi salah satu andalan ekspor yang kami targetkan ke 30 negara," kata Seiji Itayama, President Director PT SIS di Jakarta Timur beberapa waktu lalu.
Hingga pertengahan tahun 2020, XL7 tidak hanya berkontribusi pada pangsa pasar Suzuki di Tanah Air, melainkan ikut mendorong ekspor mereka ke berbagai negara.
"Kalau di segmen SUV kami ada XL7, di segmen MPV angka ekspor kami masih didominasi oleh All New Ertiga. Bahkan selama Januari – Agustus 2020, All New Ertiga menjadi model dengan kontribusi ekspor tertinggi yaitu 49 persen,” kata Assistant Dept Head Production Planning Control PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) Aris Yuliyantoro pada 24 September 2020.
Suzuki APV yang diekspor sejak 2004 menuju 89 negara juga menjadi bagian dalam perjalanan mereka dalam membangun ekosistem otomotif yang berkontribusi terhadap pasar nasional.
Jimny
Suzuki Jimny adalah mobil off-road ikonis yang punya banyak sejarah bagi masyarakat Indonesia, dan pernah diproduksi secara lokal pada era 1985 sampai 2000-an.
Jimny generasi pertama hadir di Indonesia pada 1979 dengan sebutan "Jimny Jangkrik". Jimny itu kemudian dirakit di Indonesia dengan kapasitas mesin 800cc yang awalnya menjadi armada pertambangan dan sempat jadi mobil dinas kepolisian.
Jimny Jangkrik juga memiliki model turunan yang diproduksi hingga tahun 1981, yaitu LJ-80V dan LJ-80Q dengan pintu yang terbuat dari bahan metal.
Memasuki generasi kedua pada 1982, Suzuki merilis Jimny SJ410 yang dipasarkan dengan nama Katana. Jimny versi Katana masih banyak ditemui di jalanan hingga kini.
Katana bermesin 1.000 cc dengan perubahan roda penggerak, dari semula empat roda (4x4) menjadi dua penggerak (4x2), agar mendapatkan pajak yang lebih terjangkau.
Pada 2004, Suzuki meluncurkan Jimny SJ413 atau Carribian dengan model yang paling berbeda. Jimny ini memiliki sebuah extra-cab dan menyerupai pick-up dengan kapasitas mesin 1.300 cc.
GIIAS 2017 menjadi peluncuran generasi ketiga Jimny di Indonesia, Jimny JB33, yang dikenal dengan nama "Jimny Wide". Berbeda dari dua generasi sebelumnya, model itu hadir secara eksklusif dengan desain tidak terlalu kotak, namun tetap mengusung desain yang ikonis.
Dua tahun berselang, Suzuki akhirnya memboyong Jimny generasi keempat. Jimny versi terbaru itu mendapat sambutan luar biasa dari calon konsumen yang rela menunggu selama beberapa tahun untuk mendapatkan mobil bermesin 1.500cc itu.
Suzuki Indonesia sempat menutup pintu pemesanan karena banyaknya pelanggan Jimny di Indonesia, sedangkan jatah Jimny dari principal Jepang untuk Indonesia hanya 50 unit per tahun.
Kendati demikian, Indonesia dan India berpeluang memproduksi mobil itu di masa mendatang karena kedua negara ini merupakan basis produksi Suzuki untuk pasar global.
Baca juga: Suzuki Jimny jadi mobil niaga di Inggris
Baca juga: Suzuki Jimny, kombinasi sejarah dan fesyen otomotif
Baca juga: Wagub Lampung dan Komunitas Suzuki Jimny bagikan sembako untuk ponpes
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020