“Kekuatan sekitar 12.000 pasukan yang kita siapkan, baik itu di Istana, kemudian ada di DPR, dan sentra-sentra perekonomian, juga di mall-mall,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Polisi Yusri Yunus di Jakarta.
Sejak Jumat (9/10) yang lalu pihaknya menerima surat pemberitahuan tentang adanya kegiatan unjuk rasa yang memang di pusatkan di Istana Merdeka.
Pihaknya sudah melakukan penggalangan kekuatan secara preemtif untuk menekan niat massa melakukan unjuk rasa.
Baca juga: Polisi siapkan pengalihan lalu lintas imbas aksi di Istana Merdeka
Baca juga: Polda Metro ajukan bantuan 211 personel Pemprov DKI guna amankan aksi
Hal itu karena Istana Merdeka merupakan lambang negara sehingga kesepakatannya massa akan menggelar unjuk rasa di kawasan Patung Kuda.
Yusri mengatakan pihaknya belajar dari kejadian sebelumnya saat unjuk rasa pada 8 Oktober 2020 yang berujung pada pembakaran dan perusakan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab atau perusuh anarkis.
Selain itu, Yusri mengimbau pada pengunjuk rasa yang datang ke kawasan Istana Merdeka untuk tetap mematuhi protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19.
“Kalau memang tetap mau menyampaikan pendapat sesuai dengan UU Nomor 9 Tahun 1998, tetap kita mengantisipasi. TNI-Polri tetap akan mengamankan bahkan mengawal, tetapi patuhi aturan protokol kesehatan,” ujar Yusri.
Baca juga: Arus lalu lintas sekitar Monas ditutup
Baca juga: TransJakarta hentikan operasional antisipasi aksi di Istana Merdeka
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020