Beijing dan anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) harus bekerja sama untuk menghilangkan "gangguan eksternal" di Laut China Selatan, kata Wang dalam konferensi pers bersama dengan Menlu Malaysia di Kuala Lumpur, Selasa.
"Kami (China dan Malaysia) sama-sama berpandangan bahwa Laut China Selatan seharusnya tidak menjadi tempat bagi kekuatan besar yang bergulat dengan kapal perang," kata Wang, yang sedang dalam tur singkat di Asia Tenggara.
"China dan ASEAN memiliki kapasitas dan kebijaksanaan penuh, serta tanggung jawab untuk menjaga perdamaian dan ketenangan di Laut China Selatan," ia melanjutkan.
Menlu Malaysia Hishammuddin Hussein mengatakan sengketa Laut China Selatan harus diselesaikan secara damai melalui dialog regional.
China, yang selama bertahun-tahun terjebak dalam sengketa maritim dengan negara-negara pesisir lainnya di Laut China Selatan, dalam beberapa bulan terakhir telah mengadakan latihan militer di bagian-bagian yang disengketakan di jalur laut strategis itu, sementara Washington menuduh China berusaha membangun "kerajaan maritim" di kawasan.
Wang menggambarkan strategi "Indo-Pasifik" Washington, yang bertujuan untuk menjadikan AS sebagai mitra yang dapat dipercaya di kawasan itu, sebagai "risiko keamanan" untuk Asia Timur.
"Apa yang dikejar adalah untuk meneriakkan mentalitas perang dingin kuno dan memulai konfrontasi diantara berbagai kelompok dan blok, dan memicu persaingan geopolitik," kata dia.
"Saya yakin semua pihak melihat ini dengan jelas dan akan tetap waspada terhadapnya," ujar Wang.
Menlu AS Mike Pompeo sebelumnya mengatakan Washington menginginkan Asia yang "bebas dan terbuka" yang tidak didominasi oleh satu negara.
Sumber: Reuters
Baca juga: KTT ASEAN berlangsung di tengah gesekan antara AS dan China
Baca juga: Utusan AS sebut aksi Beijing di Laut China Selatan bagai 'penaklukan'
Baca juga: Kerja sama ASEAN-China 514 miliar dolar Amerika Serikat
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020