Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong mengatakan pada saat upacara peletakan batu pertama, bahwa fasilitas tersebut dapat memproduksi hingga 30.000 kendaraan listrik (EV) setiap tahun pada tahun 2025 dan mewakili investasi sebesar 295 juta dolar Amerika Serikat.
Saat ini, Singapura adalah salah satu tempat termahal di dunia untuk membeli mobil dan negara ini tidak memiliki kapasitas produksi mobil. Namun, Singapura memiliki rencana untuk menghentikan kendaraan bensin pada tahun 2040.
"Aktivitas otomotif kembali menjadi populer di Singapura. EV memiliki rantai pasokan yang berbeda, lebih sedikit suku cadang mekanis dan lebih banyak elektronik, yang memainkan kekuatan Singapura," kata PM Lee yang dikutip dari Reuters, Rabu.
Dalam hal ini, seorang juru bicara dari Hyundai masih belum bisa mengatakan belum memastikan kapasitas dari pabrik itu apakah 30.00 unit atau lebih.
"Kapasitas 30.000 unit itu belum bisa ditentukan pastinya, fasilitas itu akan rampung pada akhir 2022," kata Hyundai.
Sebelumnya, perusahaan penyedot debu Dyson tertarik untuk membangun pabrik untuk mobil listrik di Singapura. Namun, pada tahun lalu mereka telah membatalkan niat itu karena tidak layak.
Pusat ini adalah bagian dari visi Hyundai yang memungkinkan pembeli kendaraan di masa depan menyesuaikan dan membeli kendaraan secara online menggunakan smartphone, sehingga produksi dapat sesuai permintaan.
Baca juga: Tesla buka lowongan di Singapura
Baca juga: Volvo luncurkan bus listrik tanpa pengemudi di Singapura
Baca juga: Dyson membangun mobil listriknya di Singapura
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020