"Kami tentu siap membantu apa yang menjadi program pemerintah," kata Manager Operasional PT Synergy Tharada, pengelola Pelabuhan Internasional Batam Centre, Nika Astaga di Batam, Kepulauan Riau, Rabu.
Ia masih menunggu petunjuk pelaksanaan TCA Indonesia-Singapura, karena belum mendapatkan surat dari pemerintah.
"Saya sampaikan ke Pjs Gubernur, kalau hanya 300 orang per bulan, kami siap. Karena kami pernah memberangkatkan sekitar 18.000 orang per hari," kata Nika.
Baca juga: Wali Kota: 20 investor Singapura siap masuk di Batam
Pelabuhan Internasional Batam Centre merupakan satu dari beberapa pelabuhan internasional di Batam yang melayani pelayaran dari dan ke Singapura dan Malaysia. Pada saat normal sebelum pandemi, sekitar 10.000 orang penumpang datang dan pergi dari pelabuhan itu. Dan pada puncak liburan seperti Imlek, jumlahnya meningkat drastis. Namun, setelah pandemi, pelabuhan itu hanya melayani sekitar 100 orang setiap hari.
Ia menegaskan, pihaknya sudah menerapkan protokol kesehatan, seperti menjaga jarak antarpenumpang, sejak Januari 2020. Meski saat itu belum ada kasus COVID-19 di Indonesia, namun virus itu telah menjadi perhatian dunia.
"Standar kamu pada internasional. Tinggal pola bagaimana pemerintah, maunya pemerintah," kata dia.
Dan karena TCA menyangkut perjalanan diplomatik, bisnis dan dinas, maka ia mengatakan akan menyiapkan ruang yang layak.
Baca juga: Lawan COVID-19, Batam distribusikan 500.000 masker Temasek Singapura
"Ini menyangkut bisnis, ini orang bonafid yang memeberikan sumbangsih pada negara. Kami akan berikan tempat yang layak. Tinggal tunggu CIQP, terutama karantina kesehatan," kata dia.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau menilai pengaturan koridor perjalanan (travel corridor arrangement/TCA) Indonesia-Singapura, yang menjadikan Pelabuhan Internasional Batam Centre sebagai pintu masuk dari Neara Singa, sebagai peluang ekonomi bagi wilayah itu.
"Kami dari Pemprov menganggap ini peluang yang sangat baik," kata Pjs Gubernur Kepri, Bahtiar usai meninjau Pelabuhan Internasional Batam Centre, Rabu.
Menurut dia, ekonomi di wilayah Kepri sangat bergantung daru gubungan antarkawasan, baik dari Singapura, Malaysia dan negara sekitarnya, karenanya pembukaan arus masuk dari Singapura ke Batam akan berdampak positif bagi ekonomi setempat.
"Wilayah ini sangat ditentukan dan ditopang dari arus interaksi manusia di kawasan. Ketika pelabuhan Batam Centre dibuka, saya kira akan mendukung sepenuhnya," kata dia.
Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020