Sebagaimana dikutip dalam siaran pers kementerian di Jakarta, Kamis, Aris mengemukakan bahwa sebagai duta edukasi mahasiswa mendapat amanah besar untuk ikut menggerakkan perubahan perilaku hidup sehat dalam masyarakat.
Guna mengoptimalkan peran mahasiswa sebagai duta edukasi perubahan perilaku, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan pembekalan perihal substansi edukasi, strategi edukasi, hingga strategi komunikasi yang efektif kepada mereka.
"Proses pembekalan diharapkan dapat dilakukan secara berkala sejalan dengan perkembangan kebijakan dan informasi terkait penanganan COVID-19," kata Aris.
"Monitoring dan evaluasi program juga akan dilakukan secara terstruktur melalui platform RECON sehingga dapat dipantau dan dievaluasi bersama oleh Ditjen Pendidikan Tinggi dan Satgas," ia menambahkan.
Aris menyampaikan apresiasi kepada seluruh mahasiswa, dosen, dan perguruan tinggi yang berkontribusi dalam Program Duta Edukasi Perubahan Perilaku.
Ia mengatakan bahwa bila setiap satu mahasiswa dapat mengubah satu orang saja maka dampak aksi para mahasiswa akan bisa menimbulkan perubahan kolektif dalam masyarakat.
Kalau para mahasiswa menjalankan peran sebagai duta edukasi perubahan perilaku dengan mengajak masyarakat melakukan 3M (menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak) maka pola pikir dari 17 persen dari total 270 juta penduduk Indonesia atau sekitar 45,9 juta warga yang yakin tidak akan terpapar COVID-19 mungkin akan berubah.
Baca juga:
Satgas COVID-19 gencarkan kampanye perubahan perilaku
Kemendikbud gandeng mahasiswa sebagai agen perubahan perilaku
Pewarta: Indriani
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020