Nilai positif lain Indonesia sebagai tuan rumah selain soft diplomacy, pengakuan PBB, dan juga akan membangkitkan sektor pariwisata khususnya setelah COVID-19
Penyelenggaraan Forum PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana (Global Platform for Disaster Risk Reduction/GPDRR) yang akan menghadirkan 7.000 delegasi dari 193 negara di Bali pada 2022, diharapkan akan memulihkan sektor pariwisata di Pulau Dewata setelah krisis pandemi COVID-19.
“Nilai positif lain Indonesia sebagai tuan rumah selain soft diplomacy, pengakuan PBB, dan juga akan membangkitkan sektor pariwisata khususnya setelah COVID-19,” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo usai rapat terbatas secara virtual yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Bogor, Kamis.
Doni mejelaskan pada 2022 memang kemungkinan besar pandemi COVID-19 sudah berakhir. Acara berskala internasional itu diharapkan akan membantu pemerintah dalam membangkitkan sektor pariwisata dan sektor jasa lainnya di Indonesia.
Baca juga: Menko PMK: Indonesia siap selenggarakan forum internasional GPDRR
“Tadi juga disinggung sejumlah menteri (dalam rapat terbatas), rencana vaksin mudah-mudahan bisa berjalan dengan baik sehingga tahun 2022 itu semuanya bisa dilaksanakan dengan aman,” ujar dia.
Forum dua tahunan tersebut rencananya akan digelar pada Mei 2022 selama lima hari berturut-turut. Wilayah Nusa Dua, Bali, akan menjadi lokasi utama forum yang akan menghadirkan banyak kepala negara tersebut.
“Seluruh hotel di Nusa Dua telah dapat sertifikat sebagai hotel yang memiliki standar yang siap hadapi potensi ancaman,” ujar Doni.
Baca juga: Presiden minta penyelenggaraan GPDRR 2022 di Bali dipersiapkan matang
Untuk menyelenggarakan forum internasional ini, anggaran yang dibutuhkan diperkirakan 5,9 juta dollar AS. Presiden Joko Widodo rencananya akan menerbitkan Peraturan Presiden mengenai penyelenggaran GPDRR 2022.
"Usulan tema sudah dilaporkan, anggaran yang diusulkan 5,89 juta dolar AS, tapi di luar biaya kesiapan bagi rombongan atau tim PBB. Kemudian Presiden setuju untuk adanya payung hukum Perpres terkait acara ini, termasuk juga pengorganisasian," ujarnya.
GPDRR biasanya dimanfaatkan para kepala negara dan PBB untuk meninjau berbagai pengetahuan, berbagai perkembangan dan tren terbaru dalam penanganan kebencanaan.
GPDRR diselenggarakan setiap dua tahun sekali. Terakhir perhelatan ini digelar di Jenewa, Swiss.
Baca juga: Gubernur: Bali siap jadi tuan rumah pertemuan global soal bencana
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020