"Pencapaian tersebut hasil kesepakatan kerja sama 61 laboratorium di bawah KKM, Angkatan Tentara Malaysia, Kementerian Sains Teknologi dan Inovasi, PTN dan PTS serta laboratorium swasta," ujar Menteri Kesehatan Malaysia Adham Baba di Putrajaya, Kamis.
Dia mengatakan sebanyak 13 laboratorium PTN di bawah Kementerian Pendidikan Tinggi dan laboratorium swasta kini sedang memacu SDM ke tahap maksimal.
Hingga 14 Oktober 2020, ujar dia, sebanyak 42 persen kapasitas laboratorium negara digunakan dan jumlah itu bakal meningkat untuk menguji lebih banyak sampel, terutama di zona merah, zona kuning serta aktifitas penyaringan dan pendeteksian kontak dekat oleh KKM.
"Di Sabah, laboratorium kesehatan pemerintah Kota Kinabalu, laboratorium di Hospital Queen Elizabeth dengan kapasitas 2.500 uji sehari sudah beroperasi. Sementara itu, sisa sampel dari keseluruhan Sabah diantar dengan penerbangan Tentara Udara Malaysia ke Semenanjung Malaysia," katanya.
Selain itu, kelengkapan laboratorium di Klinik Kesehatan Tawau Kubota sedang ditingkatkan agar dapat menjalankan pengujian RT-PCR dan diharapkan beroperasi dalam waktu dekat.
"Di lapangan pula bagi membantu deteksi awal kasus positif COVID-19 lebih banyak uji RTK-Ag telah digunakan," katanya.
KKM melaporkan bahwa hingga 14 Oktober 2020 pukul 12.00 ada sebanyak 660 kasus baru dengan jumlah kematian sebanyak empat orang.
Baca juga: Malaysia catat 660 kasus baru COVID-19
Baca juga: Raja Malaysia tunda pertemuan dengan ketua partai karena COVID-19
Baca juga: Anwar Ibrahim bakal dipanggil Polisi Malaysia
Masker cantik asal Batang yang menembus pasar Malaysia
Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020