"Saat ini sudah tiga daerah rawan gempa di Malut yang dilengkapi alat pendeteksi tsunami yakni Ternate, Bacan, Kabupaten Halmahera Selatan dan Galela, Kabupaten Halmahera Utara," kata Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ternate, Ariyo Fauzi di Ternate, Kamis.
Alat pendeteksi tsunami tersebut, katanya, dipasang di perairan pantai. Alat yang dikendalikan langsung dari BMKG pusat melalui satelit itu akan mengeluarkan bunyi peringatan kalau gempa yang terjadi di sekitar daerah itu akan menimbulkan tsunami.
Ia mengatakan, alat pendeteksi tsunami tersebut juga akan dipasang lagi di Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan dan Sanana, Kabupaten Kepulauan Sula.
"Alat pendeteksi tsunami di kedua daerah itu diupayakan sudah beroperasi pada 2010 ini," katanya.
Pemasangan alat pendeteksi tsunami tersebut ditangani langsung oleh BMKG pusat. Dana untuk pengadaan alat pendeteksi tsunami itu dari APBN yang dianggarkan melalui BMKG pusat.
Fauzi mengatakan, Malut merupakan salah satu daerah di Indonesia yang paling rawan gempa, karena berada di pertemuan lempeng pasifik, sehingga keberadaan alat pendeteksi tsunami tersebut sangat penting.
Gempa pada Minggu (14/3) sejumlah daerah di Malut, seperti di Labuha dan Pulau Obi yang diguncang gempa berkekuatan 7 Skala Richter (SR), yang pusatnya di Selat Obi pada kedalaman 56 Km itu merusak puluhan rumah warga dan fasilitas umum di Pulau Obi.
Menurut Fauzi, gempa berkekuatan 7 SR tersebut secara teknis sangat berpotensi menimbulkan kerusakan fisik cukup besar seperti yang terlihat pada gempa di Yogyakarta dan di Jawa Barat beberapa waktu lalu.
Namun, gempa dengan kekuatan seperti itu di Malut tidak sampai menimbulkan kerusakan cukup besar, karena kondisi struktur tanah di daerah ini jauh lebih kuat jika dibandingkan dengan kondisi struktur tanah di daerah Jawa.
"Namun demikian, masyarakat di Malut harus tetap waspada setiap terjadi gempa. Patuhi semua yang pernah disampaikan pihak terkait saat sosialisasi penanggulangan dampak gempa," katanya.
(T.L002/R009)
Pewarta: handr
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010