Kementerian BUMN (KBUMN) merencanakan untuk memperluas cakupan induk atau holding BUMN Farmasi dalam rangka memperkuat industri kesehatan nasional.Jadi nanti holding BUMN farmasi akan kita perluas menjadi klaster BUMN sektor kesehatan yaitu BUMN yang bergerak di farmasi dan juga BUMN yang bergerak di layanan kesehatan...
"Jadi nanti holding BUMN farmasi akan kita perluas menjadi klaster BUMN sektor kesehatan yaitu BUMN yang bergerak di farmasi dan juga BUMN yang bergerak di layanan kesehatan seperti IHC Pertamedika, Krakatau Medika, dan banyak RS BUMN yang menjadi afiliasi," ujar Asisten Deputi Bidang Telekomunikasi dan Farmasi, Kementerian BUMN Aditya Dhanwantara dalam Webinar bertajuk Kontribusi BUMN Farmasi Mengatasi Pandemi COVID-19 di Jakarta, Kamis.
Ia menilai kebijakan untuk memperluas cakupan itu dilatarbelakangi tren sektor kesehatan global dan penyakit yang memerlukan suatu solusi yang lebih menyeluruh bagi konsumen.
Maka itu, lanjut dia, industri farmasi tidak lagi hanya sebatas pada pengobatan dan pencegahan melainkan sudah mulai merambah kepada pelayanan kesehatan.
Baca juga: Tanggapi Ahok, Kementerian BUMN: Jangan buru-buru mau super holding
"Tren sektor kesehatan global dan penyakit butuh solusi menyeluruh dan terintegrasi," katanya.
Dalam mengembangkan holding BUMN sektor kesehatan, ia menyampaikan Kementerian BUMN memiliki lima pilar kerangka kerja yang meliputi nilai ekonomi dan sosial untuk Indonesia, inovasi model bisnis, kepemimpinan teknologi, pengembangan investasi, dan pengembangan talenta.
Tujuan itu semua, kata dia, untuk memperkuat kemandirian industri farmasi nasional, meningkatkan ketersediaan produk, menciptakan inovasi bersama dalam penyediaan produk farmasi, tonggak dalam rangka pembentukan induk perawatan kesehatan di Indonesia.
"Kemandirian farmasi dan ketahanan kesehatan menjadi salah satu tujuan utama pemerintah," katanya.
Baca juga: Bio Farma dipercaya produksi vaksin COVID-19 oleh CEPI
Pada awal tahun ini, Aditya menyampaikan Kementerian BUMN telah membentuk holding BUMN farmasi beranggotakan PT Bio Farma (Persero) sebagai induk dan PT Kimia Farma Tbk, serta PT Indofarma Tbk sebagai anggota holding.
"Strategi holding sudah kami sampaikan Bio Farma menguasai teknologi vaksin. Mudah-mudahan dengan kerja sama-kerja sama punya banyak platform mendukung kegiatan vaksin untuk semua penyakit," katanya.
Kimia Farma, lanjut dia, mengembangkan fasilitas produksi bahan baku obat. Itu sudah dilakukan melalui anak usahanya dan Indofarma yang difokuskan untuk mengembangkan alat kesehatan dan produk-produk herbal.
"Kemarin beli masker rebutan, bahkan ada yang timbun. Saat ini Indofarma sudah mulai netralisir," katanya.
Baca juga: Obat penanganan COVID-19 racikan holding BUMN farmasi siap digunakan
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020