tidak butuh waktu lama dalam pembangunan, sekitar 2-3 tahun saja
Direktur Utama MIND ID Orias Petrus Moedak memperkirakan pabrik produsen baterai kendaraan listrik di Indonesia akan beroperasi pada 2023 atau tiga tahun setelah diteken.
"Itu tidak butuh waktu lama dalam pembangunan, sekitar 2-3 tahun saja setelah disepakati," kata Orias dalam pertemuan virtual di Jakarta, Kamis.
Diketahui dua produsen baterai kendaraan listrik dari Tirai Bambu Contemporary Amperex Technology Co. Ltd. (CATL) asal China dan LG Chem Ltd asal Korea Selatan menyatakan siap berinvestasi sekitar 20 miliar dolar AS di Indonesia.
Lokasi pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik, diperkirakan di antara Sulawesi Tenggara, Halmahera dan Papua, dan proyek tersebut akan dikoordinir oleh PT Antam.
Terkait pendanaan, ia menjelaskan, bahwa tidak ada kendala dalam proses awal sebab secara kajian sudah terencana dengan matang.
Dalam perkembangan produk turunan dari nikel dan lithium, ia menambahkan, investasi bisa mencapai sebesar 20 miliar dolar AS, di mana sempat sebelumnya disebutkan nilai investasi pendanaan hanya di kisaran 12 miliar dolar AS.
Ia juga menyebutkan kapasitas cadangan nikel sebagai bahan baku baterai di Indonesia memiliki cadangan cukup besar bahkan diklaim nomor satu di dunia.
Baca juga: Luhut: 2024 Indonesia produksi baterai litium tipe 811
Baca juga: Pakar: Industri baterai kendaraan lisrik dapat angin segar
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2020