• Beranda
  • Berita
  • Menteri PPN apresiasi Pemda DIY soal tracing kasus COVID-19

Menteri PPN apresiasi Pemda DIY soal tracing kasus COVID-19

15 Oktober 2020 21:05 WIB
Menteri PPN apresiasi Pemda DIY soal tracing kasus COVID-19
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa mengikuti rapat koordinasi jajaran Pemda DIY di Gedhong Pracimasana, Kepatihan, Yogyakarta, Kamis (15/10/2020). ANTARA/HO-Humas Pemda DIY/pri.

tanpa harus melakukan lockdown

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa mengapresiasi upaya tracing yang diterapkan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta untuk menghambat penyebaran kasus COVID-19.

"Langkah-langkah yang diambil oleh Yogyakarta termasuk hal yang menurut saya patut ditiru. Tadi Bapak Gubernur mengatakan kepada kami tentang tracing," kata Suharso Monoarfa seusai menggelar rapat koordinasi dengan Gubernur DIY Sultan HB X di Gedhong Pracimasana, Kepatihan, Yogyakarta, Kamis.

Suharso menilai bahwa kelemahan dalam upaya menghambat penyebaran COVID-19 di Indonesia di antaranya terkait dengan persoalan tracing.

"Tracing ternyata sudah didemonstrasikan oleh desa-desa di DIY tanpa harus melakukan lockdown dan kita tahu persis bahwa WHO justru menyarankan untuk tidak melakukan lockdown," kata dia.

Baca juga: Pasien sembuh dari COVID-19 di DIY bertambah 84 orang

Upaya testing COVID-19, kata dia, sebaiknya memang harus diikuti dengan pelacakan kontak kasus. Apabila rata-rata angka positif bisa ditekan hingga di bawah 5 persen, menurutnya, harus segera dikejar dengan menggencarkan tracing.

"Jadi terima kasih Pak Gubernur, ada hal yang dapat kita 'getok tularkan' (tularkan) pada pemda yang lain dalam menghambat virus supaya tidak terjadi penyebaran dan saat yang sama pemulihan ekonomi dapat dilakukan," kata dia.

Menurut dia, DIY merupakan daerah yang perekonomiannya sangat ditentukan oleh jasa. Salah satu yang paling besar adalah sektor jasa pariwisata yang berkontribusi 10 sampai 11 persen terhadap pertumbuhan ekonomi di DIY.

"Kalau kita katakan bahwa game changer-nya  adalah pandemi sehingga terganggu seperti itu, maka ke depan adalah soal apa yang sudah dilakukan DIY dalam melakukan keseimbangan dan secara pelan-pelan beradaptasi lebih baik sambil menanti vaksin," kata dia.

Baca juga: Rektor UGM minta dukungan Gubernur DIY kembangkan pendeteksi COVID-19
Baca juga: Pemkot Yogyakarta tanggung biaya uji swab pasien tracing COVID-19

 

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020