• Beranda
  • Berita
  • Lebih dari sekedar sumbangan, bansos gerakan roda perekonomian

Lebih dari sekedar sumbangan, bansos gerakan roda perekonomian

15 Oktober 2020 21:51 WIB
Lebih dari sekedar sumbangan, bansos gerakan roda perekonomian
Mensos Juliari P Batubara mengunjungi rumah Bisri (51) penerima bansos warga RT02/06, Desa Cikande, Tangerang yang sehari-hari pedagang kelapa dan penjual telur. ANTARA/Adityawarman/pri.
Jakarta (ANTARA) -- Menteri Sosial Juliari P Batubara menegaskan hadirnya program bantuan sosial (bansos) tidak memicu sifat konsumtif pada masyarakat, dan lebih dari sekedar sumbangan dari pemerintah kepada masyarakat terdampak pandemi Covid-19. Sebaliknya, bansos yang menyasar puluhan juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di seluruh Indonesia ini sangat efektif menggerakan roda perekonomian masyarakat, dari hulu ke hilir.

"Jangan hanya dilihat dari kegiatan penyalurannya, tapi disitu ada begitu banyak industri yang digerakan, yang tentunya memberi kemanfaatan ekonomi bagi begitu banyak elemen masyarakat, tidak hanya KPM," ujarnya di acara Indonesia Bicara: Efek Bergulir Bantuan Sosial ysng digelar secara virtual di Jakarta, Kamis.

Pemerintah melalui Kemensos menggelar program bansos khusus Covid-19 sebagai jaring pengaman sosial yang menjangkau total 10 juta KPM. Adapun rinciannya, bansos sembako, masing-masing senilai Rp600 ribu, disalurkan kepada 1,9 juta KPM di Jabodetabek. Sedangkan BST, senilai Rp600 ribu, dialokasikan untuk sembilan juta KK di luar Jabodetabek yang tidak terdaftar pada Program Keluarga Harapan (PKH) dan Program Sembako (BPNT).

Isi dari bansos sembako, sebagai contoh, yang diperuntukan bagi masyarakat di wilayah Jabodetabek, terdiri dari beras, ikan kaleng, minyak goreng, dan mi instan. Yang artinya, setidaknya terdapat empat industri terdampak positif dari hadirnya bansos.

Sedangkan, bantuan sosial tunai (BST) diberikan setiap bulan selama tiga bulan kepada sembilan juta KPM dinilai efektif untuk menjaga daya beli masyarakat di tengah kondisi krisis yang timbul akibat pandemi Covid-19 yang berkepanjangan.

"Ada produsen ikan kaleng di Banyuwangi yang kesulitan mencari karyawan saking tingginya permintaan untuk bansos. Bahkan, saya pernah dikomplain pengusaha beras yang harganya naik gara-gara banyak order dari bansos," papar Juliari.

Lebih lanjut, Juliari mencatat, mewabahnya pandemi Covid-19 di Indonesia, menunjukan sifat asli masyarakat Indonesia, yakni saling berbagi dan setia kawan. Arus bantuan tidak hanya berasal dari pemerintah, tapi juga sektor korporasi hingga perorangan berlomba untuk berbagi.

"Saya berharap sifat kesetiakawanan sosial ini jangan cuma pada saat bencana saja, tapi juga pada saat kondisi normal," tutup mensos.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2020