PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko (Persero) terus memberikan bantuan kepada masyarakat, salah satunya melakukan penanaman bersama bibit padi IR 64 di Dusun Jongkangan, Tamanmartani, Kalasan, Kabupaten Sleman.Kegiatan ini merupakan wujud komitmen mendukung program strategis Pemerintah RI dalam mewujudkan ketahanan pangan
"Kegiatan ini merupakan wujud komitmen mendukung program strategis Pemerintah RI dalam mewujudkan ketahanan pangan," kata Direktur Utama PT Taman Wisata Candi/TWC Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Edy Setijono di Sleman, Jumat.
Menurut dia, kegiatan yang dilakukan PT TWC melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) sektor pelestarian alam khususnya bagi lahan pertanian ini menjadi bagian dalam peluncuran program pengembangan pertanian organik berbasis sumberdaya lokal untuk peningkatan taraf ekonomi masyarakat sekitar.
"Kegiatan tersebut diinisiasi oleh masyarakat Dusun Jonggkangan yang kemudian disambut oleh PKBL PT TWC. Dan kegiatan penanaman dilakukan di dusun setempat pada Kamis (15/10)," katanya.
Ia mengatakan, program peningkatan sumberdaya pangan lokal ini bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat pedesaan terutama dengan hasil pertanian yang berkualitas tinggi. Budi daya tanaman organik kini mulai dikenal luas masyarakat seiring dengan adanya tren hidup sehat.
Banyak pelaku pertanian organik bermunculan seiring dengan pangsa pasar yang semakin terbuka. Tidak hanya karena bernilai ekonomis tinggi, pertanian organik penting untuk perbaikan ekosistem pertanian yang kian rusak terpapar bahan sintetik atau kimiawi seperti pestisida.
"Melalui program ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran akan pentingnya bahan pangan organik yang selain dapat memberikan manfaat lebih bagi tubuh juga dapat menghasilkan nilai ekonomi tinggi seiring dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya bahan pangan yang sehat," katanya.
Data Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman mencatat, produksi padi di Kapanewon (Kecamatan) Berbah, Prambanan, dan Kalasan terus merosot dalam kurun empat tahun terakhir.
Di Kapanewon Kalasan, produksi padi sepanjang 2016 hingga 2019 berturut-turut sebanyak 22,11 ton, 19,53 ton, 17,03 ton dan 16,76 ton.
"PT TWC tergerak untuk meningkatkan kualitas pertanian di masa pandemi ini. Permasalahan pertanian di Indonesia terutama ketersediaan bahan pangan utama organik yang masih minim, menjadi perhatian utama yang dilirik oleh PT TWC," katanya.
Edy mengatakan, hal tersebut menjadi mendesak di mana masyarakat dihadapkan pada pandemi COVID-19 yang memaksa masyarakat untuk hidup lebih sehat dan berkualitas.
Pada program pertama ini, dilakukan penanaman padi di lahan seluas 1.000 meter persegi untuk sekolah lapangan. Sementara untuk implementasinya, dilakukan di lahan seluas 1,2 hektare dengan masa tanam hingga panen sekitar 85 hari.
Panewu (Camat) Kalasan Siti Anggraeni berharap melalui kegiatan ini bisa menumbuhkan kemandirian pangan. Selain itu bisa meningkatkan taraf hidup warga desa dengan nilai jual yang tinggi.
"Kami berharap program ini juga bisa diimplementasikan kepada desa-desa lainnya di wilayah Kalasan yang memiliki lahan produktif untuk pengembangan bahan pangan organik ini," katanya.
Dalam kegiatan ini, dilakukan pula tradisi Labuhan bersama warga masyarakat sekitar. Hal ini menjadi pertanda bergantinya semangat serta kesadaran baru bagi petani di Dusun Jongkangan ini.
Komitmen PT TWC sebagai wujud BUMN Untuk Indonesia untuk selalu berupaya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang sejalan dengan program strategis Pemerintah RI, terutama di masa Pandemi COVID-19. Adanya program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat sebagai bentuk keterlibatan langsung dan sebagai respon tanggung jawab sosial terhadap keberadaan PT TWC di tengah-tengah masyarakat.
Baca juga: PT TWC kenalkan Candi Borobudur dan Prambanan ke dunia internasional
Baca juga: Prambanan dan Ratu Boko terapkan protokol saat uji coba buka destinasi
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020