Menurut siaran pers Kementerian Kesehatan di Jakarta, Jumat, Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Kementerian Kesehatan, Kementerian Luar Negeri, dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara sudah berupaya mendapatkan pasokan vaksin dari produsen farmasi Sinovac dan Sinopharm di China serta AstraZeneca di Inggris.
Pemerintah juga menggandeng organisasi internasional seperti Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) dan Global Alliance for Vaccine and Immunization (GAVI) untuk mendapatkan akses vaksin COVID-19.
Selain itu, para peneliti di dalam negeri mengembangkan Vaksin Merah Putih dengan menggunakan strain virus corona tipe baru yang menular di Indonesia.
"Sambil menunggu vaksin Merah Putih yang diperkirakan baru akan siap pada awal 2022, kita manfaatkan kerja sama dengan China dan Inggris. Karena vaksin ini perlu dua kali suntik, maka kita perlu atur prioritas pemberian vaksin, kita prioritaskan dahulu pada tenaga kesehatan garda terdepan," kata Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.
Pemerintah menargetkan pasokan vaksin dari China dan Inggris dapat memenuhi kebutuhan minimal 70 persen penduduk, kolaborasi dengan CEPI dan GAVI bisa menjamin penyediaan vaksin bagi 20 persen penduduk, dan vaksin Merah Putih bisa menutupi vaksin yang belum terpenuhi.
Pemerintah sudah menyatakan peminatan untuk dapat mengakses sampai 100 juta dosis vaksin yang dikembangkan oleh Oxford University dan AstraZeneca pada 2021.
Baca juga:
BPOM ke China cek mutu vaksin COVID-19
Bio Farma dipercaya produksi vaksin COVID-19 oleh CEPI
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020