Cangkang telur dipilih menjadi bahan utama karena mengandung sumber kalsium karbonat terbesar dengan konsentrasi 95 persen, sedangkan chamomile merupakan Anthipersensitivitas Dentin dan bersifat aromatik yang membuat pemakai nyaman dan tidak mudah mual saat sikat gigi.
"Chamomile berfungsi sebagai therapeutic agents karena memiliki anti bakteria dan sebagai penyembuhan jaringan lunak, sehingga baik untuk gusi sekaligus mengatasi peradangan pada gusi," kata Ketua Tim pembuat pasta gigi sensitif UB, Rhifa Siti Fauziah di Malang, Jumat.
Dalam proses pembuatannya, kata Rhifa, cangkang telur akan diubah menjadi bubuk hidroksiapatit dengan teknologi nano yang berfungsi untuk memperkecil partikel kalsium cangkang telur ayam sehingga memudahkan dalam penyerapan.
Baca juga: Mahasiswa Universitas Brawijaya buat gel pemutih gigi dari asam jawa
Baca juga: Mahasiswa Universitas Brawijaya buat kasa dari sarang tarantula
"Hal ini sangat baik untuk pembentukan enamel pada gigi, karena mengandung banyak hidroksiapatit dan secara berkala dapat menutup tubuli dentin yang terbuka akibat gigi sensitif," katanya.
Pembuatan desain pasta gigi sensitif menjadi penting karena beberapa produk pasta gigi dentine treatment sensitifity mengandung detergen. Salah satu yang harus diwaspadai adalah kandungan detergen pasta gigi Sodium Lauryl Sulfate (SLS), karena menyebabkan iritasi pada jaringan lunak dalam rongga mulut.
Penggunaan bahan-bahan alami tentu lebih unggul dari bahan kimia, ini bisa menjadi alternatif terbaik untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut.
"Khususnya bagi penderita gigi sensitif yang membutuhkan lebih banyak zat aktif untuk menutupi jaringan gigi yang terbuka hingga merangsang rasa ngilu," ujarnya.
Produk pasta gigi Denatalis tersebut, masih berupa konsep produk. "Meski baru berupa konsep produk, harapan saya sebagai pembimbing, konsep pasta gigi ini bisa bermanfaat, efisien, ekonomis, dan dapat dilakukan tindak lanjut untuk diproduksi, karena manfaat yang ditawarkan produk ini bisa bersaing," kata Prasetyo Adi selaku pembimbing kelima mahasiswa tersebut.
Ia mengaku produk ini hadir untuk menjawab keraguan akibat efek samping yang dapat ditimbulkan oleh bahan sintesis pada pasta gigi, khususnya pada sekelompok orang yang memiliki gigi sensitif.
Denatalis merupakan program PKM-K yang digagas oleh lima mahasiswa lintas jurusan, yakni Rhifa Siti Fauziah ND, Umi Laila Sari, Berliana Arifa Noer Shodiq, Dimas Teguh Prasetiyo dari Fakultas Peternakan (Fapet) serta Izatannisa Nurma Ramadhani dari Fakultas Kedokteran Gigi (FKG).*
Baca juga: Mahasiswa Universitas Brawijaya buat pestisida dari tempurung kelapa
Baca juga: Mahasiswa FTP UB-PKK Tulungrejo buat beras dari kulit apel
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020