• Beranda
  • Berita
  • Ketiga kalinya, PTPN XI ekspor daun tebu kering ke Jepang

Ketiga kalinya, PTPN XI ekspor daun tebu kering ke Jepang

16 Oktober 2020 23:42 WIB
Ketiga kalinya, PTPN XI ekspor daun tebu kering ke Jepang
Foto bersama usai pelepasan ekspor perdana "Daduk Sugar Cane Top" ke Jepang. ANTARA/HO PTPN XI/am.

Faktor cuaca sangat memengaruhi proses pengeringan bahan SCT, selain itu suplai bahan baku daduk juga masih belum stabil, hal ini menjadi kendala saat ini

PT Perkebunan Nusantara XI kembali melakukan ekspor Daduk Sugar Cane Top (SCT) atau daun tebu kering ke Jepang untuk kali ketiga, sebagai bagian komitmen perusahaan untuk menjaga performa core bisnis, serta mengoptimalkan sumber daya yang ada.

Kepala PUSLIT Sukosari yang menjadi penanggungjawab program ekspor SCT, Nanik Tri Ismadi, di Surabaya, Jumat mengatakan ekspor dilakukan dari pabrik gula (PG) Djatiroto Lumajang Jawa Timur, dengan nilai total 34 ton daduk.

"Sebelumnya, kami juga telah melakukan ekspor yakni pada Februari dan Agustus 2020. Dan kami ambil peluang emas ini untuk memperkuat core bisnis PTPN XI," katanya.

Ia mengatakan selama ini daduk berlimpah dan dianggap sampah, namun dengan ekspor ke Jepang selain bermanfaat secara ekonomis, pengambilan daduk dari kebun juga memiliki pengaruh bagi pertumbuhan tebu serta berbagai manfaat lainnya.

"Pengambilan daduk bertujuan agar tanaman tebu menjadi bersih dari daduk yang menempel di batang sehingga dapat menaikkan proses pembentukan gula dalam batang tebu dan mendorong tebu cepat masak, memperbaiki sanitasi kebun, dan membantu mempermudah persiapan lahan setelah tebu ditebang untuk pengolahan lahan selanjutnya," katanya.

PTPN XI mengumpulkan daduk setiap hari selama musim giling dan memproses daduk hingga siap dikirim ke luar negeri. Dalam prosesnya, daduk kering sebagai bahan SCT dikumpulkan setiap hari selama musim giling oleh tim khusus pencari daduk dari kebun HGU Jatiroto yang dekat dengan lokasi pabrik SCT untuk kemudian dicacah dengan mesin crusher dengan panjang cacahan 3-5 cm.

Kemudian, kata dia, daduk dijemur di bawah sinar Matahari hingga kering, setelah kering dengan kelembaban 12 persen, daduk siap untuk di-"pressing".

"Faktor cuaca sangat memengaruhi proses pengeringan bahan SCT, selain itu suplai bahan baku daduk juga masih belum stabil, hal ini menjadi kendala saat ini. Oleh karena itu, kami membuka kerja sama bagi petani tebu untuk suplai bahan baku," tuturnya.

Baca juga: PTPN XI ekspor daun tebu kering perdana ke Jepang
Baca juga: PTPN XI pastikan kecukupan bahan baku tebu di musim giling 2020
Baca juga: Direktur PTPN XI pastikan kesiapan giling tebu Juni 2020

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020