Dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu, Bambang Soesatyo mengatakan konstitusi telah memberikan landasan legalitas yang kuat dan arah yang jelas dalam hal pendidikan, tetapi tidak dapat dipungkiri masih ditemukan banyak persoalan di lapangan.
"Walaupun konstitusi secara tegas dan jelas memberi dasar pijakan dalam penyelenggaraan pendidikan nasional, tetapi dalam realitanya belum sepenuhnya berbanding lurus dengan apa yang diharapkan. Hal ini menyiratkan bahwa persoalan sesungguhnya tidak semata-mata terletak pada dukungan konstitusi, melainkan juga pada kualitas tenaga pendidik/pengajar, penyempurnaan sistem pendidikan, serta pembenahan lembaga pendidikan," tutur Bamsoet.
Ia mencontohkan dalam sebuah survei kemampuan pelajar yang dirilis Programme for International Student Assessment (PISA), Indonesia berada di peringkat ke-72 dari 77 negara, masih tertinggal jauh dari Malaysia di urutan ke-56 atau Singapura di urutan ke-2 pada Desember 2019.
Dilihat dari jenjang pendidikan yang dimiliki, menurut data Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, terdapat sekitar 3,7 juta lulusan pendidikan tingkat menengah setiap tahun. Dari jumlah tersebut, sekitar 1,8 juta (48,6 persen) terpaksa bekerja dan tidak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.
"Aksesibilitas untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi juga terhambat oleh keterbatasan kapasitas kampus untuk menampung seluruh siswa lulusan pendidikan menengah atas tersebut. Apalagi di daerah luar pulau Jawa, di mana jumlah kampus masih sangat terbatas," kata Bamsoet.
Melihat permasalahan itu, ia menilai konsep pendidikan berkelanjutan yang memberikan kesempatan belajar untuk masyarakat mau pun kalangan profesional yang ingin mengembangkan kompetensi menjadi relevan.
Selain itu, pemerataan pembangunan SDM melalui perluasan akses pendidikan untuk seluruh rakyat, dikatakannya dapat diselenggarakan melalui pengayaan platform pendidikan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan, antara lain dengan pemanfaatan kemajuan teknologi.
Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020