• Beranda
  • Berita
  • Ekonom prediksi kuartal III kontraksi ekonomi tak sebesar sebelumnya

Ekonom prediksi kuartal III kontraksi ekonomi tak sebesar sebelumnya

18 Oktober 2020 20:57 WIB
Ekonom prediksi kuartal III kontraksi ekonomi tak sebesar sebelumnya
Warga berjalan di jembatan penyebarangan orang (JPO) Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (14/10/2020). International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 menjadi minus 1,5 persen pada Oktober, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada Juni sebesar minus 0,3 persen. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.

Sepertinya pada kuartal III ini minus kembali. Tetapi tidak sebesar kuartal II lalu yang pertumbuhan tumbuh negatif 5,32 persen

Chief Economist Danareksa Research Institute Moekti Prasetiani Soejachmoen memprediksi pada kuartal III 2020 pertumbuhan ekonomi masih akan terkontaksi, namun tidak sebesar kuartal sebelumnya.

"Sepertinya pada kuartal III ini minus kembali. Tetapi tidak sebesar kuartal II lalu yang pertumbuhan tumbuh negatif 5,32 persen," kata Moekti dalam pernyataan di Jakarta, Minggu.

Menurut Moekti, potensi resesi secara teknis kian dekat, terlebih beberapa indikator juga menunjukkan kondisi perekonomian nasional masih dalam kondisi tertekan akibat pandemi COVID-19. Seperti turunnya Purchasing Managers Index (PMI) pada September yang hampir empat poin, dari 50,8 pada Agustus, menjadi 47,2.

"Padahal, PMI kita sempat ke level 50 yang artinya sudah aman," ujar Moekti.

Indikator lainnya yaitu semakin marak perusahaan melakukan tindakan pemotongan hubungan kerja (PHK) terhadap pegawainya, hingga turunnya minat investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia selama pandemi berlangsung.

"Hal ini karena situasi ekonomi global dan Indonesia masih penuh ketidakpastian. Kan ekspor dan impor juga masih mengalami pelemahan, belum tumbuh normal," katanya.

Moekti mengungkapkan, bantalan ekonomi nasional hingga akhir tahun ialah dari pengeluaran pemerintah. Maka dari itu, dia mendorong adanya peningkatan belanja pemerintah untuk percepatan pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi COVID-19.

"Satu-satunya komponen yang bisa menggenjot PDB adalah belanja pemerintah. Itu sebabnya negara harus melakukan stimulus fiskal dengan melakukan pengeluaran lebih besar dari biasanya," ujar Moekti.

Moekti berharap, pertumbuhan ekonomi kembali normal atau malah lebih baik dari sebelumnya apabila vaksin COVID-19 berhasil ditemukan atau dibuat.

Namun jika vaksin belum ditemukan, lanjutnya, masyarakat tetap harus menerapkan protokol kesehatan dengan melakukan gerakan 3 M (Memakai Masker, Menjaga Jarak, Mencuci Tangan) sehingga kegiatan ekonomi bisa berjalan normal kembali.

Baca juga: Sri Mulyani: Kita harus jaga keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi

Baca juga: Wamenkeu: Ekonomi RI negatif sudah diperkirakan sejak Maret 2020

Baca juga: Presiden Jokowi perintahkan 34 gubernur realisasikan anggaran belanja

Baca juga: Chatib Basri sebut ketersediaan vaksin pengaruhi pemulihan ekonomi RI

 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020