• Beranda
  • Berita
  • MRT Fase IIA terancam tertunda akibat masalah tender Segmen 2

MRT Fase IIA terancam tertunda akibat masalah tender Segmen 2

19 Oktober 2020 17:01 WIB
MRT Fase IIA terancam tertunda akibat masalah tender Segmen 2
Pekerja berada di area proyek pengerjaan MRT fase 2 di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Jumat (28/8/2020). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/prs.
Proyek MRT Jakarta Fase IIA terancam tertunda akibat masalah tender yang gagal di sejumlah paket pengerjaan pada Segmen 2 (Harmoni-Kota), bahkan di paket CP206 untuk pengadaan rolling stock (kereta), nihil peminat dari kontraktor Jepang.

Dengan adanya perlambatan tersebut, Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar mengatakan untuk target penyelesaian MRT Jakarta Fase II, khususnya Segmen 2 (Harmoni-Kota) mengalami penyesuaian paling cepat ke Agustus tahun 2027 (dari Maret 2026).

"Akibat adanya tender delay, tendernya kita harus ulang, di Segmen 1 (Bundaran HI-Harmoni) itu sekali tender kita dapat. Di segmen 2 itu ada dua kali tender delay. Sehingga Segmen 2 ini Harmoni Kota ditargetkan bergeser ke pertengahan 2027 atau lebih," kata William dalam diskusi virtual di Jakarta, Senin.

Dalam Segmen IIA tersebut, William menerangkan paket pengerjaan yang mengalami kendala memperoleh kontraktor Jepang adalah CP 202 untuk rute Harmoni-Mangga Besar, CP 205 untuk pemasangan sistem rel perkeretaapian dan jalur, lalu CP 206 untuk pengadaan kereta.

Pada CP 202, kendala terjadi karena tingkat kesulitan untuk pembangunan konstruksinya tinggi dan jadwal konstruksi yang ketat (57 bulan), maka menyebabkan para kontraktor Jepang tak memasukkan penawaran pada tender pertama (6 Agustus sampai 4 November 2019) hingga akhirnya, tender pertama itu pun gagal.

Baca juga: Pembangunan MRT Jakarta fase 2 terancam mundur
Baca juga: MRT Jakarta perkuat sinergi dorong pembentukan TOD


Kemudian, MRT Jakarta mengadakan tender kedua (7 Februari sampai 6 Juli 2020) dan memperpanjang deadline proyek menjadi 68 bulan. Namun pandemi virus corona (COVID-19) menghambat proses tender.

Para kontraktor pun juga mengalami keterbatasan sumber daya hingga akhirnya, tender itu dinyatakan gagal kembali akibat peserta menilai risiko konstruksi masih tinggi.

"Karena dua kali tender dengan mekanisme international bidding gagal, kami bersurat ke JICA (Japan International Cooperation Agency), minta arahan.

Kemudian JICA sepakat dengan usulan kami untuk penunjukan langsung (direct contracting) dengan waktu pengerjaan yang sekarang diperpanjang lagi 74 bulan," tutur William.

Saat ini, MRT Jakarta sedang proses melakukan tender dengan mekanisme direct contracting yang targetnya selesai pada 26 Oktober 2020 dengan harapan agar dapat memperoleh kontraktor bagi proyek CP 202.
 

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020