China: AS bertingkah sebagai korban

19 Oktober 2020 17:39 WIB
China: AS bertingkah sebagai korban
Anggota milisi dan prajurit Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) berbaris dalam formasi melewati Lapangan Tiananmen saat latihan sebelum parade militer memperingati 70 tahun berdirinya Republik Rakyat China, pada Hari Nasional, di Beijing, China, Selasa (1/10/2019) (REUTERS/JASON LEE)
Kementerian luar negeri China, Senin, mengatakan Amerika Serikat bersikap hitam putih dan ingin terlihat sebagai korban terkait laporan bahwa warga Amerika bisa ditahan oleh otoritas China.

Pernyataan itu keluar setelah suatu laporan muncul tentang Beijing memperingatkan Washington bahwa warga Amerika bisa ditahan di China karena AS mengadili sarjana-sarjana China.

Tindakan AS telah sangat merusak kepentingan warga China, juru bicara kementerian luar negeri Zhao Lijian mengatakan pada jumpa pers reguler.

The Wall Street Journal melaporkan pada Sabtu (17/10) bahwa para pejabat China telah berulang kali mengeluarkan peringatan kepada pejabat pemerintah AS bahwa China dapat menahan orang Amerika di China.

Peringatan China itu, menurut laporan tersebut, merupakan tanggapan atas penuntutan yang dijalankan Departemen Kehakiman AS terhadap para sarjana yang berafiliasi dengan militer China.

Pemerintahan Presiden Donald Trump meningkatkan tuduhan bahwa China menggunakan operasi dunia maya dan spionase untuk mencuri teknologi, militer, dan pengetahuan AS lainnya.

Pemerintah AS menuding tindak-tanduk China tersebut merupakan strategi untuk menggantikan Amerika Serikat sebagai kekuatan keuangan dan militer terkemuka di dunia.

Beijing membantah tuduhan-tuduhan itu.

Sumber: Reuters

Baca juga: China: Kemasan makanan beku dapat tularkan COVID-19

Baca juga: China janji prioritaskan vaksin corona untuk ASEAN

Pewarta: Tia Mutiasari
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020