Indeks Dow Jones Industrial Average jatuh 410,89 poin atau 1,44 persen menjadi berakhir di 28.195,42 poin. Indeks S&P 500 terpangkas 56,89 poin atau 1,63 persen, menjadi ditutup pada 3.426,92 poin. Indeks Komposit Nasdaq berakhir turun 192,67 poin atau 1,65 persen, menjadi 11.478,88 poin.
Semua 11 sektor utama S&P 500 mundur, dengan energi merosot 2,1 persen, memimpin penurunan diikuti oleh indeks layanan komunikasi, turun 1,9 persen. Hanya sektor utilitas yang defensif, turun 0,9 persen, berakhir dengan penurunan kurang dari satu persen.
Baca juga: Wall Street dibuka menguat di tengah pembahasan stimulus AS
Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengatakan Minggu (18/10/2020) bahwa untuk mendorong kesepakatan sebelum pemilihan, itu harus diselesaikan pada Selasa.
Pelosi dan Menteri Keuangan Steve Mnuchin "terus mempersempit perbedaan mereka" dalam percakapan pada Senin (19/10/2020) dan Pelosi berharap pada Selasa sore akan ada "kejelasan" tentang apakah stimulus virus corona mungkin dilakukan sebelum pemilihan 3 November, menurut juru bicara untuk Pelosi.
Investor juga khawatir tentang meningkatnya kasus virus corona di beberapa bagian Amerika Serikat dan tentang apakah Presiden AS Donald Trump pada akhirnya akan merebut hasil pemilihan.
“Kurangnya berita tentang stimulus mengkhawatirkan yang diperparah oleh tren virus yang memburuk dan ketidakpastian menjelang pemilihan,” kata Mona Mahajan, Ahli Strategi Investasi AS, Allianz Global Investors, New York.
Pekan lalu, Gedung Putih mengusulkan paket stimulus senilai 1,8 triliun dolar AS yang ditolak Pelosi karena tidak memenuhi permintaan bantuan sebesar 2,2 triliun dolar AS.
Baca juga: Wall Street melemah saat kebuntuan stimulus, S&P 500 turun 5,33 poin
“Ada kasus yang lumayan bahwa terlepas dari siapa yang menang jika stimulus tidak terjadi sebelum pemilihan, itu akan terjadi sesudahnya,” kata Mahajan tetapi dia menambahkan, “dengan kasus (virus) meningkat lagi, stimulus akan menjadi penting.”
Ketika Wisconsin berjuang melawan salah satu lonjakan virus corona terburuk di Amerika Serikat, seorang hakim pada Senin (19/10/2020) memberlakukan kembali pembatasan. Di New Mexico, gubernur memperingatkan bahwa sumber daya perawatan kesehatan negara bagian itu mungkin tidak cukup jika kasus terus meningkat dengan kecepatan saat ini.
Jumlah kasus baru COVID-19 di Amerika Serikat minggu lalu melonjak 13 persen menjadi lebih dari 393.000, mendekati level yang terakhir terlihat selama puncak musim panas, menurut analisis Reuters.
Saham-saham yang terbang tinggi, Apple Inc, Microsoft Corp dan Amazon.com semuanya turun lebih dari dua persen dan menciptakan hambatan terbesar pada S&P 500.
Pengukur ketakutan Wall Street ditutup lebih tinggi untuk sesi keenam berturut-turut dan berakhir di atas 29 untuk pertama kalinya sejak 6 Oktober saat kampanye pemilu AS semakin meningkat.
Hampir 30 juta orang Amerika telah memberikan suara lebih awal, memecahkan rekor ketika para pemilih menyesuaikan diri dengan pandemi virus corona, termasuk di Florida, negara bagian medan pertempuran yang pada Senin (19/10/2020) membuka pemungutan suara lebih awal.
Presiden Donald Trump dan penantang Demokrat Joe Biden akan berdebat untuk terakhir kalinya pada Kamis (22/10/2020).
Pemilihan itu "sedikit membebani sentimen investor dan mungkin ada kekhawatiran tambahan akan ada pemilihan yang diperebutkan," menurut Mahajan mengutip stabilisasi jajak pendapat dan spekulasi peluang yang mencerminkan ekspektasi yang lebih tinggi untuk kemenangan Trump.
Setelah sektor keuangan menetapkan nada beragam untuk dimulainya musim laporan laba kuartal ketiga minggu lalu, investor akan melihat hasil dari sekitar 91 perusahaan S&P 500 minggu ini.
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020